Fukuda dan rombongan melihat langsung proyek di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Senin (1/9) pagi. Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, Fukuda lebih banyak mendengar dan melihat perkembangan proyek.
”Saya jelaskan bahwa proyek berjalan terus sejak diluncurkan Oktober tahun lalu. Kami meyakinkan bahwa kami bisa mengerjakan proyek sebesar ini,” kata Dono Boestami, Senin, di Jakarta.
Selain menerima penjelasan, Fukuda memperoleh sejumlah data terkait perkembangan proyek. Hadir bersama Fukuda, petinggi lembaga donor Jepang JICA, pemimpin perusahaan Gobel Group Rachmat Gobel, dan sejumlah jurnalis asal Jepang. Sebelum mendatangi lokasi proyek MRT, Fukuda bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Investasi besar
Gubernur Jokowi menyampaikan, proyek MRT masih akan terus dikembangkan sampai ke Kampung Bandang. Selain itu, DKI juga berencana membangun MRT di koridor timur barat. Terkait rencana itu, perlu investasi yang besar. Fukuda mengaku puas dengan kunjungan kemarin.
”Saya puas dengan yang saya lihat,” katanya saat mengakhiri kunjungan bersama Jokowi di Bundaran HI.
Sejalan dengan pembangunan MRT, Pemprov DKI terus membenahi angkutan umum, salah satunya transjakarta. Sayangnya, pengguna setia transjakarta yang juga aktif di Komunitas Suara Transjakarta, David Tjahjana, menilai, pengelola transjakarta belum serius menerapkan standar pelayanan minimum (SPM) yang sudah ada.
”Karena ada kecelakaan, kemudian pelayanan terganggu, harus bisa dijelaskan kepada penumpang sampai kapan gangguan itu berlangsung. Sepengetahuan saya, waktu tunggu di halte maksimum 7 menit,” katanya.
Hal senada diungkapkan penasihat transportasi berkelanjutan di kawasan urban di Lembaga Kerja Sama Jerman, Izzul Waro.
Menurut Izzul, SPM itu meliputi pelayanan berbasis keamanan, keselamatan, kenyamanan, keteraturan, jangkauan, dan kesetaraan. Dalam setiap SPM diatur detail hal yang harus dipenuhi pengelola dalam melayani penumpang, misalnya standar suhu ruangan di dalam bus, kebutuhan ruang per penumpang, juga lama waktu tunggu maksimal.
Untuk itu, Izzul dan David berharap Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan UP Transjakarta segera bertindak mengatasi dampak kebakaran bus bermerek Yutong yang diikuti penarikan 29 unit bus bermerek sama.
Kepala Unit Pengelola Transjakarta Pargaulan Butar Butar menyatakan segera menambah bus untuk memenuhi berkurangnya bus sejak bus Yutong ditarik. ”Ini pun masih kami bahas, masih dirapatkan,” ujarnya.
Saat ini, menurut Pargaulan, pihaknya hanya dapat menggunakan bus-bus dari koridor lain untuk dioperasikan di koridor yang busnya ditarik.
”Makanya ini masih kami bahas di rapat, untuk masalah ini,” katanya yang enggan menjelaskan lebih lanjut langkah yang akan diambil.