JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin larut malam, kendaraan-kendaraan pribadi mulai menepi di pinggiran jalan sekitar rusunami Gading Nias, di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sejumlah kendaraan ini dimiliki oleh para penghuni rusunami tersebut.
Di atas pukul 19.00, fenomena penghuni rusunami yang parkir di tepian jalan mulai terlihat. Hal ini dapat diamati di sisi-sisi sepanjang Jalan Kelapa Nias Raya atau Jalan Pegangsaan Dua, tak jauh dari Rusunami Gading Nias.
Pemilik mobil turun, berjalan masuk ke rusunami, menitipkan kendaraannya pada jasa juru parkir. Berbagai jenis mobil tersebut berjejer di tepian jalan. Mobil ini tidak diparkir di area Rusunami Gading Nias karena disinyalir dimiliki penghuni yang memiliki kendaraan lebih dari satu.
Maklum, pengelola menerapkan kebijakan kepemilikan satu kendaraan bagi satu penghuni. Dampaknya, arus lalu lintas dari arah Kelapa Gading yang melintasi jalur depan rusunami ini cukup tersendat. Apalagi jalan ini terbilang ramai, mulai dari kendaraan kecil seperti sepeda motor sampai dengan kendaraan yang paling besar, yakni truk trailer.
Kemacetan biasa terjadi pada jam sibuk lalu lintas. Angkutan umum juga menyumbang macet karena mengetem di depan pintu masuk rusunami. Hal ini, menurut salah seorang warga setempat, lumrah terjadi. Akibatnya, lalu lintas pada jam pulang atau jam berangkat kerja pagi hari dilanda macet.
"Jam-jam 7 malam itu sudah mulai ramai. Jalan dari arah Kelapa Gading sampai ke arah Pegangsaan itu macet total. Kendaraan dari Gading Nias itu yang bikin macet," ujar seorang pria yang berprofesi sebagai tukang ojek di sekitar lokasi, Jumat (5/9/2014).
Jejeran kendaraan ini, lanjut pria tersebut, mempersempit ruang gerak kendaraan. Khususnya sebelum tikungan Jalan Kelapa Nias Raya arah Pegangsaan Dua. Sepeda motor yang biasa melaju di kiri kala macet, lanjutnya, ikut menumpuk di tengah lajur.
"Motor kan jadinya enggak bisa jalan dari kiri," ujar dia. Belum lagi, sambungnya, bubaran pelajar sebuah sekolah yang berdekatan dengan Rusunami Gading Nias. Penghuni Gading Nias, Ad (34), mengatakan, mobil yang parkir di luar itu biasanya karena pemilik rusunami yang tak kebagian lahan parkir. Sebab, lanjutnya, di atas pukul 18.00, parkir di apartemen itu sudah penuh.
"Kalau parkir di luar itu karena enggak muat. Asal jangan pulang lebih dari jam 6 malam, itu sudah enggak dapat parkir," kata Ad.
Ia mengatakan, pengelola memang menerapkan kebijakan satu kendaraan untuk satu penghuni. Namun, dengan kebijakan tersebut, kata Ad, tetap tidak akan menampung kendaraan para penghuni.
"Mereka enggak prepare untuk parkiran sebanyak ini," ujar penghuni Tower Bougenville ini. Ad mengaku, ia pun terkadang mencari lapak parkir bagi mobilnya di Apartemen Grand Emerald yang berada bersampingan dengan Rusunami Gading Nias. Hal ini dilakukan apabila dirinya tak mendapat tempat parkir karena penuh.
Sering ditertibkan
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Chief Customer Service Gading Nias, Heri Setiawan, tidak memungkiri ada penghuni rusunami itu yang parkir sembarangan. Namun, Heri menampik jika seluruh mobil yang parkir sembarang itu semuanya milik penghuni. Menurut dia, ada warga sekitar yang juga parkir di sepanjang jalan tersebut.
"Apabila ada yang parkir keluar, itu di luar kewenangan kami. Yang punya mobil parkir di luar itu yang lebih dari satu," ujar Heri.
Upaya penertiban, kata dia, dilakukan melalui kerja sama dengan instansi pemerintahan untuk mengatasi parkir liar. Salah satunya, dengan mencabut pentil. Namun, tetap saja ada penghuni yang masih memarkirkan kendaraan di luar.