Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ragukan Ahok Mampu Urus Jakarta Tanpa Wakil

Kompas.com - 12/09/2014, 13:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Jakarta memberikan pendapat mereka terkait wacana yang dilontarkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk memimpin Ibu Kota tanpa pendamping atau wakil.

Seperti diketahui, pria yang akrab disapa Ahok itu tak lama lagi akan memimpin Jakarta untuk menggantikan Joko Widodo yang menjadi presiden. Risdianto (37), warga Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini mengatakan, untuk mengurus Jakarta, tak mungkin Ahok bekerja sendiri.

"Untuk mengurus DKI tentu perlu wagub. Soalnya, Jokowi memimpin Jakarta saja itu masih kurang, masih keteteran," kata Risdianto, kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2014).

Risdianto mengatakan, meniadakan posisi wakil gubernur untuk kota sebesar Jakarta akan membuat Ahok kesulitan dalam memimpin.

Menurut dia, sejumlah deputi atau staf yang membantu Ahok pun tak akan mampu membantu Ahok dalam mengurus kota sebesar Jakarta dengan penduduk dan problem yang banyak. Ia berpendapat, posisi seorang wakil berguna untuk membantu pimpinannya dalam melaksanakan kebijakan dan keputusan.

"Saya enggak sependapat. Bagaimana ngurus yang di dalam, apalagi kalau dia bilang bisa ngurus Jakarta cuma pakai CCTV, enggak pakai blusukan. Enggak akan sanggup," ujar Risdianto.

Pratama (24), warga Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, lainnya mengatakan, sesuai dengan peraturan, gubernur menjalankan roda pemerintahan tentu mesti memiliki wakil. Ia menilai pemerintahan tak akan berjalan karena posisi wakil gubernur juga memiliki fungsi strategis dalam menjalankan tugas dan fungsi gubernur.

"Dia kan terbiasa mengeluarkan pernyataan kontroversial. Meskipun dia bilang sanggup memimpin sendirian, tampaknya DPRD tidak mengizinkan hal itu karena sesuai peraturan bahwa harus ada wakil," ujar Pratama.

Lalu, siapa calon yang mereka nilai tepat mendampingi Ahok?

Baik Risdianto maupun Pratama tak mengetahui pasti rekam jejak tokoh-tokoh sering disebut untuk mendampingi Ahok. Mereka tidak mengenal Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin, mantan Wali Kota Blitar yang kini menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi, dan Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani.

Namun, keduanya memiliki pilihan masing-masing. Risdianto memilih Boy Sadikin karena sosok sang ayah, Ali Sadikin, yang dianggap mampu memimpin Jakarta pada era 1960 itu. "Karena ada nama besar bapaknya, Ali Sadikin. Kalau saya Boy karena mungkin kepemimpinan bapaknya akan ditiru oleh Boy," ujar Risdianto.

Sementara itu, Pratama memilih Sarwo Handayani karena menganggap PNS di lingkungan DKI itu tentu lebih memahami persoalan Ibu Kota di banding calon lain. "Meskipun enggak tahu siapa dia, tapi latar belakang dari lingkungan pemprov bisa jadi nilai tambah buat dia. Yang artinya, dia sudah kenal Jakarta," ujarnya.

Sebelumnya, Ahok mengatakan, kalau boleh memilih, dia merasa lebih baik memimpin Ibu Kota sendirian. Sebab, DKI sudah memiliki sebanyak empat deputi gubernur serta sekretaris daerah (sekda).

Deputi gubernur merupakan jabatan PNS Pemprov DKI yang tugas utamanya adalah membantu kepala daerah merumuskan kebijakan pembangunan. Jabatan ini ditunjuk langsung oleh gubernur saat baru terpilih.

Para pejabat DKI ini, kata Basuki, memiliki kompetensi yang baik serta telah bersepakat untuk membangun Jakarta Baru. Mereka juga merupakan profesional, tanpa latar belakang dan embel-embel partai politik sehingga tidak akan terganggu dengan kepentingan terselubung partai politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com