Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Penyeberangan, Pejalan Kaki, dan Semrawutnya Margonda Depok

Kompas.com - 15/09/2014, 12:34 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Jalan Margonda sebagai salah satu jalan utama Kota Depok. Tak hanya semrawut akibat macet, tetapi juga pejalan kaki, berikut fasilitasnya seperti jembatan penyebarangan orang.

Saat ini, Margonda memiliki tiga jembatan, yaitu di depan mal Margo City, depan terminal Depok, dan depan Balai Kotadepok. Permasalahan timbul ketika warga lebih memilih menyeberangi jalan secara langsung daripada lewat tempat yang sudah disediakan.

Pemandangan itu sering terlihat di jalan sekitar jembatan terminal dan Balaikota Depok. "Kelamaan. Capek naik-naik tangganya," kata Rahmi di depan ITC Depok yang tak jauh dari JPO terminal saat hendak menyeberang jalan, Senin (15/9/2014).

Rahmi mengaku tak takut dengan kendaraan-kendaraan yang melaju kencang di jalanan tersebut. "Asal hati-hati, insha Allah enggak kenapa-kenapa. Kalau nyeberang tuh jangan ragu-ragu," kata wanita paruh baya tersebut.

Hal senada diungkapkan oleh Hamid, warga Sawangan, yang hendak ke Polresta Depok. Ia menyeberang jalan secara langsung dari depan Balaikota yang memang berhadapan letaknya dengan Polres Depok.

Padahal, tak kurang 10 meter dari tempat Hamid menyeberang tersebut, berdirilah JPO di sana. "Biar praktis saja. Lagian banyak juga kan yang nyeberang lewat sini (jalan). Menurut saya, intinya asal kita tidak mengganggu saja. Toh kita enggak bikin macet," katanya.

Hamid, Rahmi, dan pejalan kaki lain yang menyeberang jalan secara langsung rupanya memanfaatkan celah kecil antara pembatas jalan dengan median jalan. Beberapa di antaranya bahkan meloncati pagar median jalan.

Pemkot Depok telah memagari taman median jalan dengan tiga utas kawat besi yang jaraknya diatur sedemikian rupa sehingga pejalan kaki susah melewatinya. Pemkot juga memberikan pembatas pada jalan yang tak bermedian.

Akan tetapi, hal tersebut rupanya tak menghalangi niat pejalan kaki untuk menyeberang langsung. Sementara itu, hal berbeda terlihat di ruas Jalan Margonda depan Universitas Gunadarma.

Pejalan kaki yang mayoritas mahasiswa tersebut mengeluhkan tak adanya JPO di sana. Pada jam-jam masuk dan pulang kuliah, terlihat banyaknya pejalan kaki yang silih berganti menyeberangi jalan tersebut.

Zebra cross ada di sana, tetapi tampaknya tak banyak membantu. "Seharusnya pengendara itu mengerti kalau lihat zebra cross, jalannya dipelanin, tetapi kalau di sini aneh, malah semakin ngebut kalau lihat zebra cross," kata Dita, mahasiswi Universitas Indonesia yang kos di daerah Pondok Cina.

Sehingga setiap hari harus menyeberangi Jalan Margonda depan Gunadarma. Dita juga mengeluhkan angkot yang mengetem di depan Gunadarma. Hal itu, semakin membuat ruwet ketika hendak menyeberangi jalan.

"Pada nutupin gitu, jadi kita enggak kelihatan kalau mau nyeberang. Kan itu bahaya," ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ryan, mahasiswa UI.

Menurut Ryan, JPO menjadi hal mutlak yang dibutuhkan pejalan kaki di area depan Gunadarma tersebut. "Masa iya setiap hari saya ibaratnya bertaruh nyawa tiap lewat sini," kata Ryan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com