Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Lakukan "Bully", 13 Siswa SMAN 70 Dikeluarkan

Kompas.com - 16/09/2014, 12:11 WIB
Desy Hartini

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lantaran melanggar peraturan dan tata tertib sekolah, sebanyak 13 siswa SMAN 70 dikembalikan kepada orangtua, alias dikeluarkan. Salah satu peraturan yang dilanggar adalah larangan melakukan tindak kekerasan.

Dalam sistem SMAN 70, setiap pelanggaran akan mendapatkan poin. Jika poin sudah melampaui batas, para siswa harus menerima konsekuensi, yakni dikeluarkan.

Desy Hartini/KOMPAS.com Surat pengembalian siswa SMA 70 kepada orangtua.

Nah, salah seorang siswa yang dikeluarkan adalah Giovan Mohammad, siswa kelas XII. Dia dikeluarkan karena poin pelanggarannya sudah mencapai 139. Berdasarkan info dari seorang alumnus SMAN 70, jika poin melebihi 100, maka siswa akan dikeluarkan.

Dalam surat keputusan dari pihak sekolah Nomor 21/2014, Giovan dianggap telah melanggar Pasal 5 ayat 11 terkait penendangan atau pemukulan atau penamparan terhadap sesama siswa secara langsung atau menggunakan benda. Ia juga melanggar Pasal 5 ayat 10 soal intimidasi dan Pasal 2 ayat 10 terkait nongkrong melebihi jam batas kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

Tak hanya Giovan, 12 siswa lainnya juga turut dikeluarkan lantaran melanggar peraturan sekolah hingga menyebabkan poin tersebut maksimal.

Selasa (16/9/2014), sebanyak 13 orangtua murid mendatangi sekolah untuk meminta penjelasan dari pihak sekolah. Namun, tidak ada pihak sekolah yang mau menemui.

"Apa ini yang namanya keadilan? Kami ingin memberikan bukti dan menanyakan keputusan selanjutnya, tetapi tidak diberikan kesempatan untuk bertemu dengan kepsek," ujar salah satu orangtua siswa, Lennie Saraswati.

Orangtua Giovan, Toer Lucky, mengatakan bahwa para orangtua tidak pernah diberi tahu siapa korban dan buktinya. "Kan kami enggak tahu apakah yang dilakukan anak kita benar atau salah. Kami tidak ditunjukkan buktinya, buktinya enggak ada. Siapa yang di-bully, enggak tahu," ujarnya.

Pihak SMAN 70 pun enggan memberi keterangan mengenai alasan mengeluarkan 13 siswanya itu. Keterangan tersebut hanya didapat dari orangtua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com