Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Kerja Mesin Parkir Meter di Jalan Sabang...

Kompas.com - 26/09/2014, 06:19 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Parkir meter telah dipasang di Jalan Agus Salim-Jalan Sabang, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. Alat ini diklaim tak sulit dioperasikan oleh para pengendara kendaran bermotor.

"Pertama, pemilik kendaraan harus memilih sendiri jenis kendaraannya, apakah mobil, motor, bus, atau truk," kata Direktur PT Mata Biru, Wahyu Ramadhan kepada Kompas.com di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2014) malam.

Wahyu mengatakan, isian parkir meter ini tergantung pada pengisian data dari para pengendara kendaraan bermotor. Pada layar halaman muka alat itu tertulis "Pilih jenis kendaraan di bawah untuk mendapatkan tarif yang benar". Tombol kuning yang berderet di bawah tulisan "motor", "mobil", "bus/truk", dapat ditekan sebagai pilihan.

Usai memilih jenis kendaraan, pengguna harus menekan tombol hijau bercentang hitam sebagai konfirmasi. Sesudahnya, lanjut Wahyu, pengendara diminta memasukkan nomor polisi kendaraan. "Itu sambil pilih durasi parkir berapa lama, yaitu per jam. Pemilik kendaraan harus bisa estimasi waktunya. Misal mau makan ya satu jam saja," tutur dia.

Setelah mengisi data-data itu, kata Wahyu, pengguna parkir meter harus memasukkan koin ke lubang tipis hitam sesuai tarif yang harus dibayarkan. Untuk sementara, tarif per jam tersebut adalah Rp 2.000 untuk sepeda motor, Rp 5.000 untuk mobil, dan Rp 8.000 untuk bus atau truk.

Pengguna dapat memastikan tarif yang bisa dibayar dengan koin Rp 500 atau Rp 1.000 itu dengan melihat layar. Contoh, pengendara motor menggunakan parkir meter selama satu jam. Ia harus membayar Rp 2.000 menggunakan uang koin Rp 500.

Pengguna pun harus memasukkan 4 buah koin untuk mencapai tarif tersebut. Bila layar menunjukkan Rp 2.000 artinya seluruh koin masuk ke sistem di dalam mesin. Ketika koin tak terdeteksi sistem alat ini, tak terpampang di layar, maka koin akan langsung jatuh lewat tabung keluar.

Pengguna pun dapat mengambil uang koin itu di lubang persegi panjang hitam di mesin itu. "Seperti telepon umum saja. Tidak terdeteksi langsung keluar lagi koinnya," ujar Wahyu. Khusus bagi mobil, lembaran struk yang dicetak alat ini harus diletakkan di atas dashboard di bagian yang bisa dilihat dari luar.

Setiap kendaraan yang meninggalkan area parkir harus menunjukkan struk pembayarannya. Jika kendaraan diparkir melebihi durasi waktu, petugas akan meminta tambahan pembayaran ke mesin parkir meter.

"Untuk sementara pembayaran pakai koin dulu. Mesin ini bisa menangkap koin Rp 500 dan Rp 1.000," kata Wahyu. Untuk pengawasan, ada 34 tukang parkir di sepanjang Jalan Sabang yang dilibatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com