Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Pemakaman "Online" Berlaku, Akan Ada Masalah Baru Lagi

Kompas.com - 03/10/2014, 15:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Sugiharto, menduga akan ada masalah baru setelah sistem pemakaman online berlaku. Masalah ini menyebabkan program yang digunakan pada sistem pemakaman online harus terus diperbarui secara berkala.

Kata dia, hal itu terjadi karena lahan di TPU Karet Bivak yang terus berubah dari tahun ke tahun. Sugiharto menunjukkan beberapa kertas berisi denah lahan di TPU Karet Bivak dalam jangka beberapa tahun. [Baca: Layanan Pemakaman "Online", Pembenahannya Tetap Manual]

"Ini dulu kan di denah, pada bagian ini belum ada apa-apa. Masih makam. Sekarang sudah dibangun kantor pengelola," ujar Sugiharto di TPU Karet Bivak, Jumat (3/10/2014).

Sugiharto mengatakan, kondisi lahan di TPU Karet Bivak tidak selalu sama selama bertahun-tahun. Bisa saja ada beberapa bagian lahan yang terkena gusur. Bisa juga ada di beberapa bagian yang mengalami pembangunan.

Jika pemakaman online diberlakukan, sistem ini juga harus menyesuaikan dengan kondisi lahan pemakaman di TPU Karet Bivak. Dengan demikian, perubahan-perubahan denah pada program di sistem pemakaman online harus terus diperbarui agar sama dengan kondisi lahan sebenarnya dan akurat.

Sugiharto mengungkapkan besarnya hambatan yang akan dihadapi pengelola untuk menyukseskan sistem pemakaman online. Secara pribadi, Sugiharto mengatakan, urusan seperti ini lebih baik dilakukan secara manual. Sebab, meninggalnya seseorang tidak dapat direncanakan.

Dalam keadaan berduka, jarang ada orang yang mengecek situs dulu untuk melihat ketersediaan lahan. Keluarga pasti akan memilih mendatangi langsung ke TPU untuk mengurus pemakaman. "Memang enaknya bertemu langsung. Ada kedekatan juga, kami timbul empati juga. Pasti kami carikan lahan," ujar Sugiharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com