Tanda-tanda AK yang diindikasikan trauma, antara lain, keengganan MAK memakai celana dalam, sering melamun dan tercenung setiap kali diberi pertanyaan menjurus, gugup, dan minta terus ditemani.
"Ini indikasi kalau anak punya pengalaman traumatik yang dahsyat," ujar Seto yang menggunakan kemeja batik coklat dengan celana panjang hitam ini.
Sekalipun membenarkan bahwa anak mengalami trauma akibat perbuatan tersebut, ia menegaskan bahwa hal ini tidak menyimpulkan atau mengarah kepada siapa pelakunya.
"Anak trauma itu benar, tapi kalau pelakunya siapa saya tidak tahu karena pembahasan kami dalam sesi terapi belum sampai ke situ," papar Seto.
"Mungkin butuh terapi sampai 15-20 kali," lanjut dia.
Ketika disinggung bahwa AK sendirilah yang menunjuk pelakunya lewat foto-foto, Seto mengaku tak bisa memberi kesimpulan. "Saya tidak bisa menyimpulkan karena saya tidak melihat ekspresinya saat menunjuk foto itu," ujarnya.
Seto hadir di pengadilan sebagai saksi untuk kasus kekerasan seksual yang terjadi di JIS. Namun, ia mengatakan bahwa kehadirannya adalah sebagai saksi fakta dan sesekali sebagai saksi ahli. Sidang untuk mendengarkan kesaksian Seto ini digelar tertutup dan berlangsung selama sekitar 1,5 jam.