Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Ahok Dua Tahun Memimpin Jakarta Bersama Jokowi

Kompas.com - 16/10/2014, 07:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada 15 Oktober 2014, pemerintahan DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama tepat berusia dua tahun. Basuki mencatat capaian dan kegagalan dalam dua tahun ini, termasuk pekerjaan rumah yang menjadi tantangannya ke depan.

"Masih banyak (program) yang belum selesai," aku Basuki di Balaikota, Rabu (15/10/2014). Dia pun lalu menuturkan sejumlah capaian bersama sederetan panjang kegagalan dan target yang ingin diwujudkannya. Terlebih lagi, dia akan segera menggantikan Jokowi di puncak pimpinan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kegagalan dan tantangan

Bagi Basuki, reformasi birokrasi merupakan tantangan yang jelas menghadangnya di depan mata. Dia pun memastikan bahwa lelang jabatan tetap akan berjalan, sekalipun ada penilaian bahwa kebijakan itu telah gagal.

Pada Desember 2014, Pemerintah Provinsi DKI akan merombak seluruh jabatan di pemerintahan daerah ini, mulai dari eselon II hingga eselon IV. Semua pejabat itu harus mengikuti pengujian lelang jabatan.

Bila ada pejabat yang tak mengikuti proses ini, maka jabatannya akan diserahkan kepada orang lain yang dinilai lebih kompeten. Selain itu, Basuki juga memberi kesempatan kepada staf golongan III-B untuk mengikuti lelang jabatan posisi eselon IV. Banyak dari para staf ini dinilai punya kompetensi, tetapi kesempatan untuk naik jabatan tidak tersedia.

"Memang reformasi birokrasi belum selesai, sistem renumerasi juga belum selesai. Sebenarnya, kami ingin kurangi pegawai, tetapi pengaturannya belum selesai. Mungkin baru tahun depan akan dimulai (pengurangan pegawai)," kata Basuki.

Program lain yang belum tercapai adalah penyediaan sarana transportasi massal yang nyaman bagi warga Jakarta. Setelah DKI membentuk PT Transjakarta, Basuki ingin semua transportasi massal berbentuk bus dikelola oleh BUMD tersebut.

Basuki berharap, pengadaan bus tak lagi terhambat kasus semacam penyalahgunaan anggaran dalam pengadaan transjakarta dan bus sedang pada tahun anggaran 2013. Akibat permasalahan itu, beberapa pejabat Dinas Perhubungan DKI menjadi tersangka, termasuk mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono.

Sementara itu, dalam program penanggulangan banjir, Basuki juga mengaku terkendala dalam hal merelokasi warga bantaran sungai. Dia menilai, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI lamban dalam membangun rusunawa bagi warga bantaran.

Basuki memberi tugas Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI untuk menyelesaikan 200 hingga 500 blok rusun dalam jangka waktu 1 tahun. Namun, ternyata, mereka tidak mampu melakukannya, dan hanya bisa menghasilkan puluhan blok rusun dalam 1 tahun.

"Kalau rusunnya belum siap, ya kami belum bisa melakukan pembebasan lahan dan pembongkaran untuk normalisasi sungai," kata Basuki. 

Capaian

Meski terdapat sederet panjang catatan kegagalan dan tantangan, Basuki pun mengklaim bahwa capaian tetap diperoleh dalam dua tahun pemerintahannya bersama Jokowi. Salah satu yang dia klaim sebagai capaian adalah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Menurut Basuki, Jokowi telah berhasil membuat dasar pemikiran untuk para lurah dan camat bahwa seorang pejabat adalah pelayan masyarakat. Jokowi, lanjut dia, bertekad menciptakan sistem pelayanan pengurusan izin tanpa birokrasi yang rumit.

"Dari sisi pelayanan dan respons terhadap pengaduan warga, lurah dan camat sekarang sudah jauh lebih baik. Minimal warga gampang bertemu dengan lurah dan camat, warga sudah senang. Dari pencapaian itu, kami menemukan lurah dan camat yang baik," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com