Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tak Mau Lapor Polisi, Ini Kronologi dan Penanganan Pelecehan di KRL

Kompas.com - 17/10/2014, 17:13 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelecehan seksual terjadi di dalam kereta api Commuter Line jurusan Bogor-Jakarta Kota, Jumat (17/10/2014) pukul 06.55 WIB, saat kereta itu penuh sesak. Ini kronologi dan penanganan insiden tersebut.

Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, pelaku pelecehan seksual yang bernama Fikri Afriansyah (18) pagi itu naik KRL dari Stasiun Citayam. Demikian pula korbannya, ES (18).

"Korban pergi bersama temannya. Saat di dalam KRL itu, teman korban yang melihat kejadian itu langsung berteriak," kata Eva kepada Kompas.com, Jumat siang. Mendengar teriakan itu, ujar dia, petugas gerbong langsung mendatangi asal suara.

Setibanya KRL di Stasiun Manggarai, petugas menurunkan Fikri, ES, dan teman ES yang menjadi saksi di Pos Polsuska untuk menceritakan kronologi kejadian. Setelah diinterogasi, Fikri mengakui aksi pelecehan tersebut disertai dengan bukti kuat, yakni (sperma) menempel pada baju korban.

Atas perbuatannya, Fikri dihukum petugas stasiun dengan berlari mengitari Stasiun Manggarai. "Sampai sekarang belum tahu masih lari atau enggak. Soal langkahnya, macam-macam yang dilakukan petugas stasiun untuk memberi efek jera kepada pelaku (pelecehan) di KRL," ujar dia.

Eva menyatakan, Fikri akan terus dihukum sampai ada keluarganya yang datang ke Stasiun Manggarai. Tujuan kedatangan orangtua atau keluarga itu, sebut dia, untuk memastikan keluarga Fikri tahu insiden itu, sekaligus sebagai langkah mengembalikan Fikri kepada keluarga.

Keputusan mengembalikan Fikri kepada keluarga diambil PT KCJ, kata Eva, karena ES tidak mau melaporkan insiden itu ke polisi. "Ini kan keputusan korban tidak mau lapor polisi. Ya kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujar dia.

Dengan masih adanya kejadian ini, Eva mengatakan, PT KCJ terus membenahi langkah antisipasi dengan membuat prosedur standar di perusahaannya. Petugas PT KCJ, ungkap Eva, juga ada di setiap rangkaian.

Eva mengatakan, kejadian pada Jumat pagi itu dapat terjadi di mana pun dan dalam kondisi apa pun, tak hanya di KRL. Dia menyarankan para penumpang KRL untuk segera memanggil petugas gerbong bila melihat atau merasa ada tindakan mencurigakan di dalam kereta.

"Kalau mencurigakan, yang penting panggil saja dulu petugas. Kejadian tadi itu bagus dia langsung teriak. Kami tidak mau hal ini kembali terjadi lagi di fasilitas transportasi publik," ujar Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com