Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Forensik Tentukan Kelanjutan Proyek Jembatan di TIM

Kompas.com - 03/11/2014, 14:23 WIB

Terkait perizinan, kata Manahara, ada izin mendirikan bangunan yang diterbitkan Pemerintah DKI Jakarta. Sementara terkait kompetensi penyedia jasa konstruksi, baik kontraktor maupun konsultan, ada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. UU tersebut, di antaranya, mensyaratkan perencana, pelaksana, dan pengawas memenuhi sertifikasi, klasifikasi, serta kualifikasi sebagai perusahaan jasa konstruksi.

”Polisi bisa mengecek draf perencanaannya, apakah sesuai dengan kaidah teknik konstruksi atau tidak, lalu memeriksa pelaksanaan dan pengawasannya. Selain itu, kompetensi perencana, pelaksana, dan pengawas juga perlu dilihat, apakah ada sertifikat dan memenuhi kualifikasi,” ujarnya.

Menurut Manahara, selain perusahaan jasa konstruksi, kasus itu juga harus menjadi pelajaran bagi pemerintah sebagai pemberi izin dan pengawas pendirian bangunan.

Sesuai dengan UU Jasa Konstruksi, jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan kesalahan perencana atau pengawas konstruksi dan terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenai ganti rugi.

Catatan Kompas, ada sejumlah kasus kegagalan konstruksi yang menyebabkan korban di DKI Jakarta. Pada 19 September 2013, tangga utama Gelanggang Remaja di Jalan Balai Rakyat Koja, Jakarta Utara, ambruk saat pengecoran. Empat pekerja mengalami luka serius dan tujuh orang lainnya luka ringan karena tertimpa beton, rangka besi, dan material lain.

Polres Metro Jakarta Utara menetapkan manajer proyek, pelaksana lapangan, dan operator mesin cor dari kontraktor pelaksana sebagai tersangka dalam kasus itu. Mereka dinilai lalai sehingga menyebabkan kecelakaan kerja dan menimbulkan korban luka.

Kasus lain, pada 23 Desember 2009, toilet tambahan yang sedang dibangun di lantai empat dan tiga Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, runtuh dan menyebabkan dua tewas dan sembilan lainnya luka-luka. Polisi menetapkan direktur, manajer konstruksi, dan pekerja pelaksana konstruksi sebagai tersangka dan menyeretnya ke pengadilan. (MKN/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com