Di grup itu, kata dia, saat ada teman baru bergabung langsung terlontar tulisan seperti 'ada penyundup', 'penyelundup stres', dan lainnya.
"Terjebaknya saya, saya pakai akun asli kalau yang lain akun palsu. Posisi terjebak saya tidak kenal orang-orang di grup itu karena mereka pakai akun palsu, enggak nyadar kalau bakal kejadian gini," tambah dia yang kala itu singgah ke warnet pada malam minggu usai mengikuti majelis taklim.
Imen, sapaan akrab Arsyad di rumah, memang tak paham benar dengan penggunaan sosial media hingga posting-an terakhir Juni 2014 itu. Ia yang awalnya tak ingin terjerat hukum pun kini harus menerima konsekuensinya.
"Sudah kapok enggak mau main Facebook lagi, apalagi ngapain deh. Mending saya fokus kerja," ucap dia.
Pemuda yang sempat dibotaki saat menjadi tahanan ini mengaku bersyukur Presiden RI Joko Widodo telah memaafkan bahkan menerima baik 'Bapak dan Mak' pada Sabtu lalu. Apalagi, Iriana Jokowi, sang ibu negara, turut membantu dengan memberi uang kepada keluarganya.
Bagi Arsyad, tidak ada nilainya uang yang diberikan itu ketimbang pernyataan dimaafkan oleh presiden dan ibu presiden ketujuh RI itu.
"Saya mau minta maaf dan jelasin langsung ke Pak Jokowi, Ibu Iriana dalam hal ini saya sudah berbuat salah. Saya juga mau bilang terima kasih kepada mereka. Kalau berkenan, saya juga mau minta maaf sama Ibu Megawati," kata Arsyad lirih.
Sekarang, Arsyad berkumpul bersama keluarga dengan status penagguhan penahanan dan wajib lapor setiap Senin dan Kamis. Tak hanya itu, dia kini ingin menggunakan waktu sehari-harinya seperti biasa mengantar adik perempuannya pergi sekolah pada pukul 06.00 WIB. Ia pun berniat bekerja kembali membantu Pak Haji, pemilik warung sate tempatnya dia bekerja setiap pukul 10.00-24.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.