Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteran Parkir di Jalan Sabang Masih Pakai Koin

Kompas.com - 05/11/2014, 17:46 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak diluncurkan September 2014 lalu, meteran parkir di Jalan Sabang, Menteng, Jakarta Pusat menggunakan koin sebagai metode pembayaran. Karena banyaknya keluhan soal repotnya membayar dengan koin, maka Dinas Perhubungan DKI Jakarta merencanakan sistem pembayaran di meteran parkir diubah ke bentuk kartu elektronik.

Meski ditargetkan sudah diubah pada awal November 2014 ini, namun ternyata meteran parkir di jalan tersebut masih menggunakan koin. [Baca: Awal November, Bayar Meteran Parkir Pakai e-Money]

Pantauan Kompas.com, Rabu (5/11/2014) siang, pemilik kendaraan yang parkir di sana masih harus menukarkan uang mereka jika tidak memiliki koin ke juru parkir, dan satu per satu memasukkan koin ke dalam mesin tersebut.

Juru parkir yang menggunakan rompi biru tua dan topi itu pun masih dibekali uang dalam bentuk koin pecahan Rp 500 sebagai persediaan jasa penukaran. Sehingga ketika pengguna jasa parkir kesulitan mencari uang receh, mereka dengan sigap menawarkan bantuan.

"Belum pakai kartu, dari kemarin-kemarin juga masih pakai koin. Enggak tahu juga kapan dijadikan kartu. Tadi pagi masih dikasih koin-koin ini," kata Suwardi (51), salah satu juru parkir sambil menunjukkan kantong kresek berwarna hitam yang berisi koin. [Baca: Masih Ada Parkir Liar di Jalan Sabang]

Suwardi menjelaskan, meskipun pada awalnya ia sedikit kewalahan menjelaskan kepada setiap pengguna jasa parkir soal penggunaan sistem parkir berbayar, kini tugasnya sudah sedikit lebih ringan. Sebab, banyak pengguna jasa yang sudah mengerti mekanisme sistem tersebut.

"Lumayan sekarang orang-orang sudah pada mengerti, tetapi enggak semua sih. Kadang kudu ngejelasin lagi," ujarnya.

Frans (32), salah satu pengguna jasa parkir di sana, mengatakan, meskipun ia sudah terbiasa menggunakan meteran parkir, namun ia masih merasa kerepotan bila sekali parkir harus memasukkan koin berkali-kali. Apalagi kendaraan yang diparkir adalah mobil.

"Jadi saya harus masukin sepuluh koin recehan Rp 500 tiap saya parkir sat jam. Belum lagi kalau parkir dua jam, dua puluh koin deh. Emang lebih praktis pakai kartu sih," kata pria ini.

Adapun tarif parkir dengan meteran itu adalah Rp 5.000 per jam untuk kendaraan roda empat dan Rp 2.000 per jam untuk kendaraan roda dua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com