Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanusiakan Warga dengan Trotoar

Kompas.com - 07/11/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -  Blok-blok beton trotoar itu masih tampak bagus. Warnanya memang kusam. Dipoles cat sedikit saja sudah akan tampak seperti baru kembali. Tetapi, para pekerja membongkarnya dan menggantinya dengan yang baru. Begitu pula, paving block-nya dibongkar untuk diganti dengan yang baru.

Rehabilitasi trotoar seperti itu sedang berlangsung di sepanjang Jalan Tanah Kusir, Jakarta Selatan, dan sekitarnya. Tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk memperbaiki—tepatnya mengganti baru—fasilitas untuk pejalan kaki itu.

Mudah-mudahan saja hal itu benar-benar menjadi upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan fasilitas umum yang aman dan nyaman bagi para pedestrian. Bukan sekadar proyek tambal sulam.

Trotoar atau fasilitas untuk para pejalan kaki di sejumlah wilayah DKI Jakarta bisa menjadi cerminan bagaimana Pemprov DKI Jakarta menghargai warganya, memanusiakan warganya.

Sejauh pengamatan, trotoar yang layak bagi para pejalan kaki hanyalah yang berada di jalan-jalan protokol Ibu Kota. Sebut saja sepanjang kawasan bisnis Jalan Sudirman-Jalan MH Thamrin atau di kawasan Kuningan.

Bahkan, seperti diwartakan Antara, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta Nandar Sunandar, di Jakarta, Rabu (5/11), menyatakan, Pemprov DKI menganggarkan Rp 9 miliar untuk membangun trotoar di kawasan Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan, pada 2014.

Menurut dia, trotoar di kawasan tersebut akan dibangun dengan lebar delapan meter, dengan pembagian lima meter untuk pejalan kaki dan penyandang cacat, dua meter untuk jalur sepeda, dan satu meter untuk penghijauan.

Petualangan

Baiklah, trotoar di jalan-jalan protokol Ibu Kota umumnya sudah seperti trotoar yang semestinya. Akan tetapi, ada baiknya Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta itu membuka mata dan lebih banyak blusukan ke wilayah Jakarta di luar kawasan Segi Tiga Emas itu.

Bagi warga Jakarta, berjalan di jalanan Ibu Kota adalah ibarat berjalan di trek trail dengan segala hambatan dan ancaman. Menjadi pejalan kaki atau pedestrian di Jakarta adalah petualangan tersendiri.

Bukan pemandangan aneh jika trotoar diokupasi oleh pedagang kaki lima, warung, bengkel, tambal ban, tempat parkir liar dan sebagainya. Sementara para pejalan kaki harus terseok-seok berjalan di bahu jalan, bersaing dengan pengendara motor, atau berisiko terserempet mobil. Belum lagi kondisi trotoar yang sudah tidak memadai, dengan penerangan lampu yang minimal pada saat malam.

Saatnya Pemprov DKI Jakarta menghargai dan memanusiakan warganya. Untuk langkah awal, sediakan fasilitas jalan kaki atau trotoar yang layak dan manusiawi. (Agus Hermawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com