Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Kepulauan Seribu Lebih Sering di Jakarta

Kompas.com - 11/11/2014, 14:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mengeluhkan kualitas pelayanan pejabat publik. Menurut warga, pejabat lebih sering berada di kantor penghubung yang berada di Jakarta daripada di tempat tugas mereka di kepulauan tersebut.

Musleh (30), warga Pulau Pramuka, Senin (10/11/2014), mengatakan, banyak pejabat yang lebih sering berada di Jakarta. Padahal, di ibu kota kabupaten ataupun kecamatan dan kelurahan ada kantor untuk mereka.

Ia menambahkan, selama ini kantor-kantor pemerintahan tersebut sering hanya diisi staf yang tak mengerti detail mekanisme pengurusan administrasi, seperti mengurus kartu tanda penduduk (KTP), akta kelahiran, atau perizinan usaha. Akibatnya, warga harus datang langsung ke kantor perwakilan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu di kawasan Bahtera Jaya dan Mitra Praja, Ancol, Jakarta Utara.

Warga yang mengurus administrasi di Jakarta paling tidak harus mengeluarkan biaya Rp 200.000 sekali jalan. Tak jarang warga tak tahu lokasi kantor penghubung sehingga waktu perjalanan jadi lebih lama. Hal itu membuat urusan mereka kadang tak bisa tuntas dalam satu hari.

Musleh juga mengeluhkan minimnya jumlah dokter di rumah sakit setempat. Ia mengatakan pernah menemukan hanya ada dua-empat dokter umum di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka.

Tak bisa dibiarkan

Kamilus, Staf Ahli Bidang Hukum dan Pengaduan Masyarakat Plt Gubernur DKI Jakarta, membenarkan keluhan warga itu. Ia menyayangkan para pejabat yang hanya datang ke pulau-pulau saat ada acara besar. Padahal, menurut dia, pejabat di Kepulauan Seribu sudah diberi tunjangan tambahan Rp 2 juta per orang untuk keselamatan selama menjalankan tugas.

”Hal seperti ini tak bisa dibiarkan karena menyangkut pelayanan dasar masyarakat,” kata Kamilus, Minggu (9/11/2014).

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan, warga agar melaporkan pejabat yang jarang berada di tempat. ”Seharusnya para pejabat berada di sana. Dokter dan guru wajib berada di sana. Lurah dan camat juga,” kata Saefullah, yang mengatakan tak ada laporan warga yang masuk kepadanya hingga saat ini.

Bupati Kepulauan Seribu Asep Syarifudin mengungkapkan, dia membagi 256 pegawai kabupaten, kecamatan, dan kelurahan secara proporsional untuk berjaga di pulau dan di kantor penghubung. Menurut dia, tugas pegawai di kantor penghubung tak kalah penting karena bertugas mewakili kabupaten dalam rapat koordinasi dengan pemerintah provinsi.

Ia mengaku minimal tiga hari dalam sepekan berada di pulau. ”Karena wilayah geografis yang terpisah, pegawai terkadang tak bisa sekaligus menjangkau semua pulau,” kata Asep saat dihubungi, Senin. (DEA/FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com