Pada pertemuan pertamanya dengan guru-guru di SD Negeri 1 Sukmajaya, Anies mendengar keluhan guru soal kurikulum baru 2013. Guru mengeluh kesulitan untuk menerapkan sistem penilaian siswa secara deskripsi. [Baca: Cara Anies Ungkap Metode Mengajar yang "Salah" di Sekolah]
Penilaian ini membingungkan dan dirasa guru menyita banyak waktu. Anies bertanya guru memilih Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2013. Secara kompak, para guru menjawab memilik kurikulum KTSP. "Kami lebih memilih kurikulum KTSP Pak," kata Entin (52), menjawab pertanyaan dan guru lainnya secara serempak.
Anies mendengar paparan dari para guru bahwa kurikulum baru saat ini, memang menguntungkan bagi siswa. Siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas.
"Lebih baik untuk anak kurikulum 13. Hanya bagi guru penilaiannya jadi lebih sulit. Keberatannya di penilaiannya saja. Jabarannya banyak banget, Pak," ujar seorang guru lain.
Seorang guru bercerita, bagaimana dia memiliki total 67 orang siswa dari dua kelas. Ia mengaku kesulitan untuk memberikan penilaian deskripsi terhadap murid sebanyak itu.
Anies terlihat mengangguk dan mencatatnya di buku kecil. Keluhan yang sedikit berbeda didengar Anies di SMP Negeri 1 Depok. Pengajar di sana, suka dengan kurikulum 2013, karena dianggap beragam.
"Tetapi administratifnya lebih sulit, misalnya membuat LPP dan penilaian yang beragam. Kalau KTSP secara umum, penilaiannya lebih singkat," ujar Teti, salah satu guru Bahasa Inggris di SMP tersebut.
Anies mengaku mendengar semua masukan terkait kurikulum baru ini baik dari pengajar maupun murid. Guru dan murid menyatakan kurikulum 2013 terasa lebih berat. Ia mengatakan, akan me-review mengenai kurikulum itu.
Meski demikian, Anies menyatakan penerapan kurikulum itu hanya masalah waktu dan proses. Ia berjanji, akan tetap mengedepankan kepentingan siswa. "Karena ini menyangkut bukan soal ego, ini soal masa depan anak-anak kita. Kita lepaskan ego dan lain-lain," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.