JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku penghinaan Presiden Joko Widodo melalui media sosial Facebook, Muhammad Arsyad, mendadak eksis di dunia nyata. Setelah penahanannya ditangguhkan, kini banyak orang yang ingin datang menemuinya. Tidak sedikit pula yang ingin berfoto bersama dia.
"Ada juga yang minta foto, minta dimasukkan Facebook katanya. Malu sih saya," ujar Arsyad seusai melaksanakan wajib lapor pada Senin dan Kamis, di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/11/2014).
Arsyad mengatakan, ketika sedang bekerja di warung sate, banyak pembeli yang sengaja datang untuk bertemu dia. Tak jarang juga, pengendara sepeda motor atau mobil berhenti di depan warung dan menunjuknya. "Tuh dia tuh orangnya, yang diberitakan," ujar Arsyad, menirukan ucapan pengendara motor dan pengendara mobil yang menunjuk-nunjuknya.
Awalnya, Arsyad mengaku malu dengan popularitas yang kini melekat pada dirinya. Namun, seiring waktu, dia kini tidak mempersoalkan hal tersebut. Terlebih lagi, popularitasnya saat ini berimbas pada omzet warung sate tempat dia bekerja.
"Sekarang ada penambahan. Warung jadi ramai," ucap Arsyad. Arsyad bahkan telah membuka warung kecil-kecilan di rumahnya, yang menjual aneka makanan dan kebutuhan bahan pokok.
Sebelumnya, Arsyad mendapatkan penangguhan penahanan pada Senin (3/11/2014), setelah ditangkap dan ditahan di Mabes Polri di Jakarta selama 12 hari. Arsyad sempat ditahan setelah mengunggah foto seronok rekayasa bergambar Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di akun Facebook miliknya.
Arsyad dijerat dengan pasal tentang konten asusila pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Pornografi, dan KUHP. Dia terancam hukuman pidana penjara selama 12 tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.