Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2014, 14:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek pembangunan pintu air ketiga di Pintu Air Manggarai sampai saat ini belum juga rampung. Padahal, saat ini sudah memasuki musim hujan. Pembangunan pun didesak untuk cepat selesai.

Aktivitas di Pintu Air Manggarai pun sudah berlangsung 24 jam. Ada dua jenis kegiatan yang terdapat di sana. Pertama, pembangunan pintu ketiga Pintu Air Manggarai. Kedua, pemantauan ketinggian air oleh penjaga pintu air.

"Pekerja sudah lembur. Sudah 24 jam mereka. Jumlahnya juga sudah diperbanyak," ujar penjaga Pintu Air Manggarai, Heri Pariyanto, di Pintu Air Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (21/11/2014). [Baca: Cerita Penjaga Pintu Air Manggarai Ketika Dimarahi Ibu-ibu Kala Banjir]

Penjaga pintu air memang bertugas 24 jam pada segala musim. Dengan adanya pekerjaan pembangunan itu, Heri mengaku tidak merasa terganggu. Dua aktivitas di Pintu Air Manggarai dapat dilakukan berdampingan.

Heri bercerita, ketika level permukaan air sedang naik, alat-alat proyek yang digunakan pekerja sempat terendam. Akibatnya, pekerjaan mereka sempat terhambat. Ketika ketinggian air terlihat normal seperti hari ini, para pekerja pun memilih bekerja secepat kilat agar pembangunan selesai.

Rencananya, proyek ini akan selesai pada akhir Desember 2014. Kapasitas aliran air akan bertambah dari 300 meter kubik per detik menjadi 500 meter kubik per detik. DKI Jakarta diharapkan lebih siap menghadapi puncak musim hujan yang biasa terjadi pada Januari.

Tak ada libur

Penjaga pintu air di sana biasanya bekerja dengan sistem shift, dari pukul 08.00 hingga 08.00 keesokan harinya. Sistemnya, satu hari masuk dan satu hari libur.

"Akan tetapi, kalau lagi musim banjir, biasanya enggak ada yang libur. Kumpul semua penjaganya di sini. Biar pun libur, ke sini juga untuk ikut memantau," ujar Heri. Pengorbanan itu, kata Heri, merupakan salah satu dari tanggung jawab yang ia emban sebagai penjaga pintu air.

Ketika ditemui Kompas.com, mata Heri terlihat sayup, kelelahan. Ia mengaku hanya bisa tidur beberapa menit saja. Saat memasuki masa musim hujan seperti saat ini, dia harus memantau ketinggian air per jam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Hal Tak Terduga dari Kasus Oknum Paspampres Bunuh Warga Aceh | Sederet Fakta Anak Perwira TNI AU Tewas di Lanud Halim

[POPULER JABODETABEK] Hal Tak Terduga dari Kasus Oknum Paspampres Bunuh Warga Aceh | Sederet Fakta Anak Perwira TNI AU Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Megapolitan
Aksi Nekat Pengendara Motor di Depok, Mengemudi Sambil Rebahan Berujung Denda Rp 750 Ribu

Aksi Nekat Pengendara Motor di Depok, Mengemudi Sambil Rebahan Berujung Denda Rp 750 Ribu

Megapolitan
Remaja di Bekasi Dijual Pasutri, Dipaksa Layani 7 Pria Hidung Belang Sehari

Remaja di Bekasi Dijual Pasutri, Dipaksa Layani 7 Pria Hidung Belang Sehari

Megapolitan
Rumah Belajarnya Dikunjungi Kaesang Pangarep, Nenek Dela: Ratapan Kami Tidak Diakui Pemerintah

Rumah Belajarnya Dikunjungi Kaesang Pangarep, Nenek Dela: Ratapan Kami Tidak Diakui Pemerintah

Megapolitan
Remaja di Bekasi Dijual Pasutri lewat MiChat, Awalnya Dijanjikan Jadi Pemandu Karaoke

Remaja di Bekasi Dijual Pasutri lewat MiChat, Awalnya Dijanjikan Jadi Pemandu Karaoke

Megapolitan
Kronologi Tewasnya Siswi SD di Jaksel Terungkap lewat CCTV: Korban Lompat dari Ketinggian

Kronologi Tewasnya Siswi SD di Jaksel Terungkap lewat CCTV: Korban Lompat dari Ketinggian

Megapolitan
18 CCTV Diangkut untuk Ungkap Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma

18 CCTV Diangkut untuk Ungkap Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma

Megapolitan
Pelarangan 'Social Commerce' Tuai Pro-Kontra, Konsumen: Seharusnya Pemerintah Beri Edukasi Pemasaran untuk Pedagang

Pelarangan "Social Commerce" Tuai Pro-Kontra, Konsumen: Seharusnya Pemerintah Beri Edukasi Pemasaran untuk Pedagang

Megapolitan
Tim Sar Temukan Remaja yang Tenggelam di Waduk Rusun Flamboyan

Tim Sar Temukan Remaja yang Tenggelam di Waduk Rusun Flamboyan

Megapolitan
Saat Kasat Reskrim dan Kapolsek Pesanggrahan Beda Kronologi Meninggalnya Siswi SD di Jaksel

Saat Kasat Reskrim dan Kapolsek Pesanggrahan Beda Kronologi Meninggalnya Siswi SD di Jaksel

Megapolitan
Pro-Kontra Pelarangan 'Social Commerce', Tidak Akan Kembalikan Pembeli di Tanah Abang

Pro-Kontra Pelarangan "Social Commerce", Tidak Akan Kembalikan Pembeli di Tanah Abang

Megapolitan
Sebut Keuangan dan Rumah Tangganya Berantakan, Korban Penipuan 'Preorder' iPhone Rihana-Rihani Menangis

Sebut Keuangan dan Rumah Tangganya Berantakan, Korban Penipuan "Preorder" iPhone Rihana-Rihani Menangis

Megapolitan
Potret Hari Pertama Warga Eks Kampung Bayam Nyaman Tempati Rusunawa Nagarak

Potret Hari Pertama Warga Eks Kampung Bayam Nyaman Tempati Rusunawa Nagarak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com