Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Ada yang Mau Jual Rumahnya, Kami Beli...

Kompas.com - 07/12/2014, 13:59 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan bersedia membeli rumah-rumah maupun tanah di lahan padat penduduk untuk dijadikan taman terpadu. Adapun sampai saat ini, proses pembangunan taman terpadu di Jakarta telah dilakukan di enam wilayah.

"Kalau ada yang mau jual rumahnya, kami beli. Kita akan berburu membeli rumah-rumah atau tempat padat untuk membuat taman terpadu ini," ujar Basuki atau Ahok yang tengah menghadiri acara Hari Osteoporosis Nasional 2014, Minggu (7/12/2014).

Ahok menegaskan bahwa kesediaannya membeli rumah dan tanah milik warga harus berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan ketentuan lainnya yang masih dalam batas kewajaran. Dia menuturkan bahwa tidak ingin membeli tanah warga yang mematok harga terlalu mahal, seperti warga di Fatmawati, yang tanahnya ingin digunakan untuk jalur MRT.

"Kalau harga tanahnya sekian, masa kamu jual dua kali lipat, itu ngerampok saya namanya," tambah Ahok.

Dengan membangun taman terpadu, Ahok ingin ada ruang terbuka hijau sekaligus menjadi pusat kegiatan masyarakat. Nantinya, akan ada posyandu, perpustakaan, serta tempat berolahraga dalam taman terpadu tersebut.

Bagi warga yang rumah atau tanahnya dijual, Ahok pun menawarkan untuk tinggal di rumah susun dengan syarat melapor kepada dia terlebih dahulu melalui nomor ponsel. Ahok juga ingin supaya pekarangan tempat ibadah bisa diperluas nantinya.

Seluruh aspek yang ada di dalam taman terpadu itu nantinya akan dikelola oleh PKK, di bawah kepemimpinan Ketua Tim Penggerak PKK Veronica Tan. Adapun enam taman terpadu, yang sebelumnya disebut taman layak anak, sedang dalam proses pembangunan di Jakarta.

Enam lokasi taman tersebut dibangun di enam wilayah Ibu Kota, yaitu Sungai Bambu, Jakarta Utara; Gandaria Selatan, Jakarta Selatan; Cideng, Jakarta Pusat; Cililitan, Jakarta Timur; Kembangan, Jakarta Barat; dan Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com