Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengajak Warga Menjauhi Stigma HIV/AIDS

Kompas.com - 12/12/2014, 03:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Minggu (7/12). Ratusan pengunjung datang bergantian sejak siang hingga petang ke lantai puncak Mal Botani Square, Bogor, Jawa Barat.

Agak berbeda dibandingkan dengan hari-hari Minggu sebelumnya, hari itu sejumlah pementasan dalam balutan tema Peringatan Hari AIDS Sedunia yang sesunguhnya jatuh pada tiap 1 Desember, digelar. Ada pementasan musik, tarian, hingga bincang-bincang dengan sejumlah narasumber.

Sebuah panggung didirikan, dengan berderet-deret bangku yang diletakkan pada bagian depannya.

Sebagian pengunjung mal, yang datang ke lantai itu untuk keperluan makan di sejumlah gerai makanan, atau menonton film di bioskop yang beroperasi, turut mampir ke ajang tersebut.

Mereka menyemut, terutama tatkala tarian modern dengan koreografi ala tentara dipentaskan sejumlah bocah.

Orang-orang mengelilingi bagian bawah panggung. Sebagian berdecak kagum. Sebagian mengupayakan agar anak-anak mereka beroleh pandangan maksimal pada pementasan di depan panggung tersebut.

Setelah pementasan usai, sebagian besar penonton cenderung buyar. Relatif hanya terdapat beberapa orang di antaranya yang tertarik untuk mengunjungi sejumlah gerai, seperti Perkumpulan komunitas Pemulihan Adiksi (Peka) bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor, yang menjadi motor kegiatan tersebut.

”Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) buat kita,” kata Sam Nugraha, Direktur Eksekutif Peka. Sam menambahkan, acara tersebut digagas bersama Peka dan KPA Kota Bogor, termasuk pendanaan sebesar Rp 7 juta dari Peka dan Rp 10 juta dari KPA Bogor.

Penuh tantangan

Mendekatkan isu penanggulangan HIV/AIDS ke tengah-tengah masyarakat dan publik yang luas, dengan cara mendekati pusat keramaian, seperti tempat perbelanjaan, memang penuh tantangan.

Jika belum dilakukan dengan strategi menyeluruh, bisa jadi orang-orang akan lebih tertarik pada pertunjukannya semata alih-alih pesan yang hendak disampaikan.

Sam mengatakan, memang idealnya dilakukan semacam kampanye pendahuluan sebelum kegiatan dengan sebagian berupa pementasan itu digelar.

Misalnya saja dengan mengadakan semacam kompetisi berupa lomba pembuatan poster bertemakan hal tersebut.

Pemenang dari lomba tersebut selanjutnya bakal diumumkan pada acara puncak yang diselenggarakan. ”Sehingga masyarakat akan menunggu-nunggu apa yang akan disajikan pada momen puncaknya,” sebut Sam.

Akan tetapi, sebagai upaya pendekatan awal pada masyarakat terkait isu HIV/AIDS dan kaitannya dengan penggunaan narkoba, upaya tersebut patut diapresiasi.

Menyadarkan khalayak

Bagi Sam dan kawan-kawan, kegiatan itu penting untuk menyadarkan khalayak bahwa benteng moral tidak serta-merta bisa menyediakan solusi terhadap kemungkinan terinfeksi virus HIV.

Pasalnya, penularan virus mematikan itu bisa terjadi lewat beragam cara. Misalnya saja suami atau istri yang setia pada pasangannya, yang justru tertular penyakit itu lewat istri atau suaminya yang berganti-ganti pasangan.

Cara lain, termasuk kemungkinan lewat transfusi darah dan sebagainya, makin menambah lubang dalam upaya penanganan yang tidak bisa begitu saja diselesaikan melalui metode dan pendekatan moralitas. ”Masyarakat sudah saatnya tahu,” kata Sam.

Pendekatan moral yang selama ini cenderung dimafhumi sebagian khalayak, cenderung menyisakan stigma yang seolah-olah bersifat laten. Bahwa HIV/AIDS lekat dengan gaya hidup tertentu, yang tentu saja terkadang tidak terbukti berhubungan korelatif.

Untuk tahap awal, Sam mengatakan, pihaknya masih akan berfokus terlebih dahulu di Kota Bogor. Selanjutnya ia mungkin bakal merambah pula wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

Penginformasian atau kampanye terkait isu tersebut dalam bentuknya yang lebih baik perlu terus diupayakan. Ini termasuk upaya kampanye ke sekolah-sekolah dalam rangka penyadaran sejak dini.

Ia menambahkan, pada 2015, pihaknya akan lebih fokus dalam mengampanyekan kesadaran umum tentang isu tersebut.

Di dalamnya berupa upaya pelibatan kelompok-kelompok masyarakat secara lebih luas, termasuk media.

Sam menilai bahwa upaya merangkul kelompok masyarakat secara lebih luas lagi itu penting menyusul keragaman masyarakat yang sebanding dengan keragaman metode pemulihan bagi para pencandu.

”Setiap orang itu unik. Tidak ada satu pun metode yang bisa diterapkan sama untuk pencandu lainnya,” sebut Sam. (Inki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com