Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Lurah Cengkareng Timur Wujudkan "Smart City"

Kompas.com - 12/12/2014, 15:39 WIB
Desy Selviany

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Agus Mulyadi, selaku Lurah Cengkareng Timur, Jakarta Barat, mengaku sangat terbantu dengan aplikasi SwaKita. Memanfaatkan kecanggihan smartphone, warga bisa langsung lapor kepada lurahnya.

Menurut Agus, aplikasi bisa membuat orang yang dipimpin dengan yang memimpin tak memiliki jarak. Hal ini dia ungkapkan ketika dijumpai Kompas.com di kantor Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Jumat (12/12/2014).

"Oh sangat terbantu sekali karena ini merupakan hal yang menurut saya membuat tidak ada lagi jarak antara yang memimpin dan yang dipimpin," kata Agus. Aplikasi SwaKita kini sudah tersedia di Google Play. [Baca: "Smart City" ala Lurah Susan Lenteng Agung]

Aplikasi ini dapat mempercepat respons dari kelurahan untuk warga. Dengan begitu, dia selaku lurah bisa dengan cepat tahu permasalahan yang dialami warga. Aplikasi SwaKita juga dapat mempermudah pekerjaannya.

"Selain baik untuk warga, hal ini juga bisa meringankan pekerjaan kita ya selaku lurah karena tidak mungkin setiap hari berkeliling 225 RT. Dengan adanya aplikasi ini, saya bisa dengan cepat tahu permasalahan yang ada di lapangan," kata bapak empat orang anak ini.

Perlu diketahui, Kelurahan Cengkareng Timur memiliki luas 450 hektar dengan 225 RT dan 17 RW. Walaupun Kelurahan Cengkareng Timur masih diikuti oleh 13 followers, Agus mengaku akan tetap terus menyosialisasikan pemakaian aplikasi SwaKita kepada RT dan RW juga pegawai di kelurahan terlebih dahulu.

"Kalau bisa di bilang ini kan masih aplikasi baru yah jadi wajar jika masih sedikit yang menggunakan, tetapi saya sendiri berencana untuk ke depannya akan mewajibkan seluruh ketua RT/RW dan pegawai kelurahan memakai aplikasi ini," ujarnya. [Baca: Wujudkan "Smart City", Lurah Susan Belajar Keras agar Tak Lagi Gaptek]

Saat ini, baru dua ketua RW di Kelurahan Cengkareng Timur yang menggunakan aplikasi ini, yakni RW 03 dan 05. Hal ini karena program smart city masih difokuskan kepada dua RW tersebut.

Pada pertengahan 2014 lalu, kedua RW tersebut mewakili Kelurahan Cengkareng Timur dalam pelatihan kampung teknologi di kantor Microsoft Jakarta. Lurah yang lolos lelang jabatan 2013 lalu ini juga mengungkapkan akan terus menyosialisasikan SwaKita dalam setiap ada momen dengan warga.

"Saat ini, saya terus menyosialisasikannya (SwaKita) yah dengan warga jika ada kesempatan, misalnya saja pekan lalu ketika ada acara kumpul RW dan LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan), saya gunakan juga acara tersebut untuk memperkenalkan aplikasi ini (SwaKita)," kata dia.

Agus sendiri mengaku selalu mengecek aplikasi tersebut ketika ada waktu senggang, baik itu siang hari maupun malam hari.

Untuk sementara ini sambil sosialiasi aplikasi SwaKita berjalan, Agus memberikan nomor ponselnya kepada warga untuk memudahkan komunikasi.

"Kalau saya sendiri, dari awal memberikan nomor saya minimal kepada RT dan RW agar saya bisa dengan cepat tahu permasalahan yang sedang terjadi. Makanya, ini handphone enggak boleh tidak aktif kapan pun itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com