Menurut Agus, aplikasi bisa membuat orang yang dipimpin dengan yang memimpin tak memiliki jarak. Hal ini dia ungkapkan ketika dijumpai Kompas.com di kantor Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Jumat (12/12/2014).
"Oh sangat terbantu sekali karena ini merupakan hal yang menurut saya membuat tidak ada lagi jarak antara yang memimpin dan yang dipimpin," kata Agus. Aplikasi SwaKita kini sudah tersedia di Google Play. [Baca: "Smart City" ala Lurah Susan Lenteng Agung]
Aplikasi ini dapat mempercepat respons dari kelurahan untuk warga. Dengan begitu, dia selaku lurah bisa dengan cepat tahu permasalahan yang dialami warga. Aplikasi SwaKita juga dapat mempermudah pekerjaannya.
"Selain baik untuk warga, hal ini juga bisa meringankan pekerjaan kita ya selaku lurah karena tidak mungkin setiap hari berkeliling 225 RT. Dengan adanya aplikasi ini, saya bisa dengan cepat tahu permasalahan yang ada di lapangan," kata bapak empat orang anak ini.
Perlu diketahui, Kelurahan Cengkareng Timur memiliki luas 450 hektar dengan 225 RT dan 17 RW. Walaupun Kelurahan Cengkareng Timur masih diikuti oleh 13 followers, Agus mengaku akan tetap terus menyosialisasikan pemakaian aplikasi SwaKita kepada RT dan RW juga pegawai di kelurahan terlebih dahulu.
"Kalau bisa di bilang ini kan masih aplikasi baru yah jadi wajar jika masih sedikit yang menggunakan, tetapi saya sendiri berencana untuk ke depannya akan mewajibkan seluruh ketua RT/RW dan pegawai kelurahan memakai aplikasi ini," ujarnya. [Baca: Wujudkan "Smart City", Lurah Susan Belajar Keras agar Tak Lagi Gaptek]
Saat ini, baru dua ketua RW di Kelurahan Cengkareng Timur yang menggunakan aplikasi ini, yakni RW 03 dan 05. Hal ini karena program smart city masih difokuskan kepada dua RW tersebut.
Pada pertengahan 2014 lalu, kedua RW tersebut mewakili Kelurahan Cengkareng Timur dalam pelatihan kampung teknologi di kantor Microsoft Jakarta. Lurah yang lolos lelang jabatan 2013 lalu ini juga mengungkapkan akan terus menyosialisasikan SwaKita dalam setiap ada momen dengan warga.
"Saat ini, saya terus menyosialisasikannya (SwaKita) yah dengan warga jika ada kesempatan, misalnya saja pekan lalu ketika ada acara kumpul RW dan LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan), saya gunakan juga acara tersebut untuk memperkenalkan aplikasi ini (SwaKita)," kata dia.
Agus sendiri mengaku selalu mengecek aplikasi tersebut ketika ada waktu senggang, baik itu siang hari maupun malam hari.
Untuk sementara ini sambil sosialiasi aplikasi SwaKita berjalan, Agus memberikan nomor ponselnya kepada warga untuk memudahkan komunikasi.
"Kalau saya sendiri, dari awal memberikan nomor saya minimal kepada RT dan RW agar saya bisa dengan cepat tahu permasalahan yang sedang terjadi. Makanya, ini handphone enggak boleh tidak aktif kapan pun itu," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.