Ketika Djarot menjelajah lantai 1 Pasar Santa, Djarot melewati salah satu toko jahit bernama Indah Jaya Tailor. Tanpa ragu, Djarot masuk ke dalam toko tersebut dan berbincang dengan salah satu penjahit yang ada di dalam. Setelah berbincang, Djarot pun mengetahui penjahit bernama Suratman itu berasal dari Solo.
"Wah, mau coba jahitan wong Solo. Bagus enggak jahitan wong Solo," ujar Djarot.
Djarot pun langsung meminta Suratman untuk mengukur tubuhnya. Dia ingin menjahit pakaiannya di sana. Tak diduga, Djarot ingin menjahit dua pakaian dinas yaitu pakaian dinas harian (PDH) dan pakaian dinas lapangan (PDL) untuknya ketika sudah menjabat sebagai wakil gubernur nanti.
Djarot bahkan mengajak Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi yang blusukan bersamanya untuk juga menjahit baju. "Ayo mana Pak Ketua? Mau ngukur juga enggak?" tanya Djarot.
"Saya sudah punya (baju dinas), Pak," jawab Edi.
Usai mengukur badan, Djarot pun bertanya kepada Suratman kapan PDH dan PDL-nya bisa selesai. Suratman menjanjikan dua pakaian itu bisa selesai dalam waktu lima hari. Setelah negosiasi, akhirnya disepakati pakaian itu akan diambil Sabtu depan. Djarot pun berlalu meninggalka toko tersebut.
Salah satu asisten Djarot memberikan uang muka sebesar Rp 200.000 sebagai tanda jadi pakaian itu. Setelah Djarot berlalu, Suratman mengaku tidak menyangka calon wakil gubernur DKI Jakarta menjahit pakaian dinasnya di tokonya.
Saat ini, Suratman belum bisa menyebutkan harga pakaian yang dibeli Djarot. Namun, ia memperkirakan harga dua pakaian dinas itu berjumlah sekitar Rp 900.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.