Rapat itu dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi dalam mempercepat normalisasi sungai, waduk, serta perbaikan jalan di wilayah Jakarta jelang puncak musim penghujan, Januari mendatang.
"Jadi, tahun depan kami semua harus ngebut. Saya enggak mau dengar jalur inspeksi dinas pekerjaan umum (PU) telat membangun sheet pile, telat keruk waduk, telat membangun jalan, enggak boleh lagi. Sistemnya harus terpadu," kata Basuki, di Balaikota, Kamis (18/12/2014).
Begitu pula dalam pengadaan alat berat serta sarana prasarana antisipasi banjir. Basuki menjelaskan seluruh pengadaan alat berat harus dimasukkan ke dalam e-katalog agar cepat pengerjaannya.
Ia juga tidak mau lagi melakukan kontrak dengan swasta untuk pengerukan sungai. "DKI mau pasang sheet pile di semua sungai, kenapa harus sewa alat sama orang lain? Kenapa enggak kita beli sendiri semua alat berat untuk keruk sungai. Kita punya sendiri, kerja sendiri, dan rawat sendiri," kata Basuki.
Alat-alat berat milik Pemprov DKI nantinya masuk dalam pemantauan sistem smart city. Agar warga mengetahui posisinya serta cara kerja alat berat tersebut. Nantinya, lanjut Basuki, ia juga dapat mengetahui apakah petugas di lapangan bekerja atau tidak.
Kemudian, alat beratnya bekerja hingga berapa jam dan berfungsi atau tidak. "Semua terintegrasi ke QLUE, aplikasi smart city," ujar Basuki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.