Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azas Tigor: Ahok Itu Tak Suka Orang Miskin Tinggal di Jakarta

Kompas.com - 21/12/2014, 15:23 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan ribu warga menengah ke bawah menjadi korban penggusuran oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, Ketua Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, menyimpulkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tidak menyukai keberadaan orang miskin.

"Ahok itu enggak suka orang miskin tinggal di Jakarta. Orang miskin dalam pikiran Ahok itu negatif. Sumber macet, sumber kumuh. Makanya harus disingkirin dari Jakarta," ujar Azas dalam diskusi di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12/2014).

Hal ini diucapkan Azas karena Ahok kerap melakukan penggusuran. Biasanya alasan yang digunakan adalah untuk mengalihfungsikan lahan penggusuran menjadi lahan resapan berupa ruang terbuka hijau. [Baca: Dalam Setahun, Puluhan Ribu Orang Jadi Korban Penggusuran Pemprov DKI]

Azas mengatakan, pemindahan puluhan ribu orang demi RTH adalah sebuah bentuk diskriminasi. Hal ini sama saja dengan menyebut orang miskin sebagai penyebab banjir.

Azas menambahkan, memang warga yang digusur dipindahkan ke rumah susun yang disediakan. Akan tetapi, kehidupan warga yang tinggal di rusun kebanyakan tidak lebih baik. Banyak rusun yang bocor parah dan sejumlah fasilitas tidak bisa digunakan.

Azas mengatakan, berdasarkan hasil lab, air bocoran yang terdapat di rusun-rusun itu merupakan air yang sangat kotor. "Kata dia kan sudah dikasih rusun. Oke, tetapi coba deh Ahok tinggal sehari saja di rusun itu," ujar Azas.

Berdasarkan data akhir tahun yang dihimpun Forum Warga Kota Jakarta, sekitar 13.852 orang menjadi korban penggusuran dari 26 penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sejak awal tahun.

Forum itu menyebutkan, sebanyak 19 penggusuran di antaranya dilakukan tanpa proses sosialisasi dan negosiasi terhadap warga terlbih dahulu. Sehingga, bisa dikatakan sebagai penggusuran paksa.

Penggusuran paling besar yang dicatat oleh forum itu terjadi di Kali Sunter dan Pedongkelan. Azas mengatakan, sebenarnya pemerintah masih bisa melakukan penggusuran jika diperlukan. Namun, ada langkah-langkah yang harus dilakukan Pemprov DKI dalam melakukan penggusuran itu.

Azas meminta Pemprov DKI segera menghentikan penggusuran paksa. Kata dia, Pemprov DKI harus memiliki standar operasional dalam melakukan penggusuran. Tidak boleh lagi ada warga yang digusur tiba-tiba ketika malam atau waktu subuh.

Selain itu, Azas juga meminta Pemprov DKI bisa melibatkan warga yang akan digusur dalam melakukan penggusuran. "Berilah kejelasan sejak awal kenapa, kapan, dan ke mana mereka akan digusur. Perlakukan warga miskin secara adil dengan ikut melibatkan mereka dalam pembangunan Jakarta."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com