Pada Senin (5/1) pagi, sejumlah petugas bekerja di Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan. Mereka menguji tanah yang menjadi lokasi pemasangan tiang pancang jalan layang. Pemasangan tiang dimulai dari Kampus Budi Luhur, Jalan Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan, hingga persimpangan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Ulujami-Kembangan.
Muhamad Rizki, petugas lapangan pembangunan, mengatakan, jalan layang akan dibangun melintas di atas jalan tol. Kini, pihaknya mengetes tanah dan menguji pemasangan tiang pancang sedalam 5 meter. ”Pemasangan tiang pancang dengan alat berat mulai dilakukan bulan Februari,” katanya.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho di Balai Kota Jakarta mengatakan, pembangunan jalan layang Ciledug-Kapten Tendean merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur terkait transportasi umum. Jalan layang ini direncanakan khusus untuk transjakarta dengan mempertimbangan keamanan.
”Sebab, (jika jalan) layang, harus dihindari risiko seperti kendaraan mogok atau macet sehingga mengganggu operasi transjakarta yang jadi prioritas. Namun, peluang untuk menggabungkannya dengan kendaraan lain terbuka, bergantung pada hasil evaluasi nanti,” ujarnya.
Jalan didesain dengan lebar 9 meter dan layang dengan ketinggian 12 meter. Ada 12 halte yang akan dibangun di jalur yang akan dijadikan Koridor 13 transjakarta itu. Pemerintah menganggarkan dana Rp 2,5 triliun untuk proyek itu, antara lain untuk konsultan perencanaan, desain awal, dan pembangunan fisik.
Fase awal pembangunan 8 paket jalan layang telah dimulai pada 15 Desember 2014. Namun, para pemenang lelang diminta mendesain detail teknik untuk memaksimalkan kekuatan beton setidaknya tiga bulan. Proyek ditargetkan rampung pada Desember 2016.
Selain Koridor 13, Pemprov DKI berencana membangun Koridor 14 Pondok Kelapa-Blok M dan Koridor 15 Manggarai-Universitas Indonesia. Namun, selain koridor transjakarta, proyek kereta api ringan atau LRT (light rail transit) dapat dimulai tahun ini.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan, transjakarta menjadi prioritas pengembangan transportasi umum untuk mengurangi kendaraan pribadi di jalan raya. Pada beberapa bulan ini, Pemprov DKI bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) untuk mengkaji restrukturisasi angkutan umum nontransjakarta.
”Tiga bulan ini kami kaji trayek mana yang bisa diuji coba untuk integrasi pengelolaan. Kemungkinan dua trayek uji coba sebelum diperluas ke trayek lain. Tujuannya, pelayanan transportasi lebih baik,” ujarnya.
Tambah macet
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.