Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Bocah 4,5 Tahun Ungkap Oknum Polisi yang Mencabulinya

Kompas.com - 08/01/2015, 16:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — SGSS alias NS sedang duduk di kursi depan mobil ayahnya. Di sini, gadis kecil berusia empat setengah tahun itu membuat pengakuan bagaimana seorang oknum polisi, Bripka CH, diduga mencabulinya.

Pelan-pelan, NS menjawab setiap pertanyaan dari ayahnya, HES (38). Tutur polos NS itu terlihat dalam rekaman video yang dibuat ayah dan ibunda NS, M (37), dalam perjalanan menuju rumah sakit. Keduanya tengah mengantar NS menuju RS Polri untuk visum.

Melalui kamera ponsel, HES mengawali pertanyaan kepada putri pertamanya itu. HES bertanya bagian mana yang dirasakan sakit oleh putrinya itu.

"Ini," jawab NS sambil meletakkan tangannya di organ vitalnya.

"Oh itu yang sakit. Kenapa itu sakit?" tanya HES, kembali bertanya.

"Enggak tahu. Tapi aku ke rumah E (teman sepermainan korban), tiba-tiba gatal," begitu jawab putrinya.

HES lalu bertanya kenapa bisa gatal setelah dari rumah CH (ayah teman sepermainan korban). Menurut putrinya, ia digigit semut. Dengan polos, NS mengaku semut itu masuk ke bagian alat vitalnya.

HES lalu bertanya, itu kata siapa? "Kata bapaknya E," jawab NS.

"Kata bapaknya E semut? Emang diapain sama bapaknya E?" tanya HES lagi.

NS mengaku ia dipukuli oleh CH. Bocah kecil itu mengaku menangis karena dipukuli CH. Menurut pengakuan NS, ia dipukuli karena tidak berteman dengan anak CH, E (6). NS memperagakan di bagian mana ia dipukuli CH.

"Aku dipukulin, terus disentilin, terus aku digigit semut," ujar NS.

Setelah mendapat pengakuan dari anaknya, HES terdengar mencoba menghibur anaknya. "Berarti kita berobat, dong," ujar HES.

"Kita berobat dulu," jawab gadis kecil itu.

"Berobat dulu baru kita makan KFC ya. Udah ya Inang (ibu) ya, udah ya," ujar HES kepada sang istri.

HES menjelaskan, pelaku memperdaya putrinya agar tidak menceritakan kejadian itu kepada orangtuanya. "Kalau ditanya bapak sama mama, bilang aja digigit semut," ujar HES, menirukan suruhan pelaku kepada putrinya.

"Anak kecil kalau dibilang itu kan nurut saja," ujar HES.

Kasus yang terjadi pada pertengahan September 2014 itu membuat HES dan istrinya terpukul. "Istri saya shock dan nangis terus. Kerjaan saya juga terganggu," ujar HES.

Pelaku dugaan pencabulan terhadap putrinya ini pun sudah ditangkap. Anggota Unit Turjawali Satuan Sabhara Polres Metro Jakarta Timur itu diringkus pada tanggal 28 September. Bripka CH pun sudah mengakui perbuatannya, dan ada bukti visum dari RS Polri. Bripka CH terancam dipecat dengan tidak hormat dari kesatuannya. Namun, proses tersebut dilakukan setelah Bripka CH menjalani sidang di pengadilan negeri.

"Setelah itu ada sidang kode etik. Untuk memberhentikan anggota Polri, harus melalui vonis pada sidang kode etik dulu," ujar Kepala Bagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Sri Bhayangkari.

Pelaku dijerat dengan Pasal 81 dan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002. Ancaman hukuman penjara minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun. Pelaku juga terancam denda minimal Rp 60 juta dan maksimal Rp 300 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com