Hingga Senin (12/1/2015), korban meninggal akibat tertimpa pohon bertambah satu orang, yaitu Rizki (25), yang beralamat di Kebon Pedes, Kota Bogor. Rizki mengembuskan napas terakhir pukul 23.00 karena luka parah di bagian kepala. Dengan demikian, total korban meninggal menjadi lima orang.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain meminta dilakukan identifikasi pohon di Kebun Raya Bogor (KRB), terutama pohon-pohon yang sudah tua. Ia juga meminta penerapan kluster area berdasarkan usia dan jenis pohon sehingga zona larangan pengunjung untuk mendekat lebih jelas.
Ia mengatakan, selama ini pengecekan pohon masih didasarkan pada pengamatan visual dengan melihat kondisi fisik pohon yang bisa terjangkau (bagian bawah). Bagian atas pohon sering luput terdeteksi karena keterbatasan alat. ”Kami memang belum menggunakan teknologi canggih untuk melihat kesehatan pohon. Itu karena alat pendeteksi belum tersedia di pasaran. Kami baru akan mengembangkan riset tomografi untuk melihat data pohon secara detail,” ujar Iskandar saat mengunjungi korban di RS PMI Bogor, Senin (12/1/2015).
Setelah kejadian pohon tumbang, Iskandar juga meminta pengelola KRB mendata pohon dengan lebih detail dari bagian atas hingga bagian bawah. Namun, teknik tomografi itu membutuhkan setahun dalam proses riset.
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan KRB LIPI Didik Widyatmoko menyatakan, 45 peneliti serta 215 teknisi dan karyawan akan diturunkan dalam proses mitigasi kerawanan pohon tumbang itu. Ada ribuan pohon yang akan diteliti kesehatannya. Lokasi prioritas ditetapkan pada area strategis yang banyak dipadati pengunjung seperti di sekitar lapangan bola, Jalan Anggrek, serta Jalan Kenari 1 dan Kenari 2. Pohon tidak hanya dicek dari penampakan luar, tetapi juga dibor untuk mengetahui penyakit di dalam batang.
Menurut Didik, jenis pohon yang mendapat perawatan intensif adalah pohon yang masuk dalam jenis tanaman koleksi. Ada 45 peneliti yang mengurus tanaman koleksi itu.
Adapun jenis pohon nonkoleksi hanya dilakukan pemeliharaan rutin sehingga sering kali luput dari perhatian. Pohon damar (Agathis borneonsis) yang tumbang hari Minggu lalu termasuk tumbuhan nonkoleksi karena hanya berfungsi sebagai tanaman pengarah atau pohon tepi jalan. ”Kami luput karena secara visual sehat, tetapi ternyata dalamnya sudah lapuk,” ujar Didik.
Insiden KBR menginspirasi jajaran instansi terkait di Jakarta untuk berbenah. Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Selatan Suzi Marsitwati mengatakan, pemangkasan diperlukan untuk mengurangi cabang-cabang pohon dan memberikan keindahan lingkungan. ”Pemangkasan akan dilaksanakan mulai Selasa di sepanjang Jalan Kalibata hingga Kompleks DPR, Jakarta Selatan,” katanya.
Banjir
Terkait situasi cuaca, sebanyak 170 tempat di Ibu Kota dan sekitarnya rawan banjir sepanjang musim hujan. Lokasi-lokasi itu didapat dari hasil pemetaan yang dilakukan Polda Metro Jaya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, lokasi-lokasi banjir itu tersebar di wilayah DKI Jakarta, Depok, wilayah Tangerang, dan Bekasi. ”Banjir yang terjadi juga disebabkan air yang mengalir dari Bogor melalui Ciliwung yang melintasi wilayah Jakarta Selatan, seperti Pasar Minggu, Pancoran, dan Tebet, kemudian Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Sementara di Jakarta Utara, mayoritas disebabkan dari rob,” kata Martinus, Senin.
Polda berencana melakukan simulasi penanganan banjir di Kampung Pulo, hari Selasa ini. Pelatihan itu meliputi cara koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat lain, serta pengecekan persiapan peralatan kano atau kayak.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Jaksel akan mengajukan anggaran sebelum pengesahan APBD. Demikian disampaikan Kepala Suku Dinas Tata Air Jaksel Deddy Budiwidodo. (RAY/JAL/MDN/PIN/DNA/DEA/ILO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.