Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Tiang Pancang Monorel Jadi Monumen Sejarah Kebodohan DKI

Kompas.com - 13/01/2015, 17:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seiring dengan nasib pembangunan proyek monorel yang tidak jelas, hingga kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tidak bisa membongkar 90 tiang monorel yang berdiri di sepanjang Jalan Asia Afrika hingga Kuningan, Jakarta Selatan. Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengatakan, tiang pancang itu merupakan permasalahan yang terjadi antara PT Adhi Karya dan PT Jakarta Monorail (JM).

Bahkan, dia menyebut tiang pancang mangkrak tersebut sebagai monumen kebodohan Pemprov DKI. "Tiang enggak jelas itu jadi monumen bersejarah saja. Telah terjadi kebodohan Pemprov DKI saking nafsunya kepingin ada transportasi massal," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (13/1/2015).

Tiang-tiang pancang monorel itu mulai dibangun oleh Gubernur DKI Sutiyoso pada tahun 2004 lalu. Lebih lanjut, Basuki mengatakan, dalam membangun monorel di Jakarta, PT Adhi Karya berencana untuk kembali menggunakan tiang pancangnya itu. [Baca: Ahok Cari Formula Hadapi PT Jakarta Monorail]

Menanggapi hal tersebut, Basuki menyerahkannya kepada PT Adhi Karya untuk menagih utang kepada PT JM. "Katanya dia (Adhi Karya) mau pakai (tiang pancang) lagi. Mereka akan ribut lagi dengan PT JM karena PT Adhi Karya kan yang punya tiang pancang itu," kata Basuki. 

Sekadar informasi, pemegang saham mayoritas PT JM Ortus Holding masih terlibat sengketa harga ganti rugi tiang pancang bersama PT Adhi Karya. Kemudian, PT Adhi Karya meminta Ortus melunasi pembayaran tiang seharga Rp 193 miliar. Sebaliknya, Ortus meminta biaya ganti rugi tiang sebesar Rp 130 miliar.

Saat ini, sengketa harga tiang masih diteliti oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sesuai keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2012, status kepemilikan tiang-tiang monorel masih menjadi hak PT Adhi Karya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com