Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Catat Ini, Pemprov DKI Sudah Cukup Kaya!

Kompas.com - 14/01/2015, 09:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membantah berbagai tuduhan yang menganggap Pemerintah Provinsi DKI ingin mengomersialkan Taman Ismail Marzuki (TIM), salah satunya dengan memungut retribusi dari para seniman. Djarot memberikan jaminan, apabila nantinya ada aparat-aparat Pemprov DKI yang memungut retribusi kepada para seniman, ia mempersilakan seniman yang bersangkutan segera melaporkan kepada dia langsung.

"Salah besar kalau Pemprov DKI di dalam mengelola TIM orientasinya duit. Tidak benar itu. Kenapa? Catat ini! Karena Pemprov DKI sudah cukup kaya! Silakan kalau ada birokrasi yang mempersulit seniman, mempersulit budayawan, mengerdilkan budayawan, silakan gugat dan tuntut saya," ucap dia saat berdialog dengan para seniman di TIM, Selasa (13/1/2015).

Djarot bahkan menjanjikan ke depannya akan memberikan pertunjukan berkualitas secara gratis di gedung kesenian terbesar di Jakarta itu. Para senimannya pun, kata dia, tidak akan dipungut biaya sewa. Yang penting, kata dia, seniman yang tampil haruslah seniman yang benar-benar mampu menunjukkan kualitasnya.

"Saya ingin TIM dijadikan puncak, cuma yang baik-baik yang bisa tampil di sini. Kan banyak nih, jadi nanti seleksi. Yang menyeleksi siapa? Ya para seniman dan budayawan, tapi tidak boleh ada monopoli. Jangan cuma yang itu-itu saja yang tampil," ujar mantan Wali Kota Blitar itu.

Sebelumnya, Djarot mengatakan bahwa tujuan Pemprov DKI membentuk UPT di TIM adalah agar TIM mendapatkan alokasi anggaran yang besar ketimbang yang diterima saat ini. Menurut dia, selama ini Pemprov DKI tak bisa mengucurkan dana yang besar untuk TIM karena skema pemberian dana hanya bisa diberikan dalam bentuk hibah, yang jumlahnya mencapai sekitar Rp 5 miliar per tahun.

Menurut dia, pengucuran alokasi anggaran khusus hanya bisa dilakukan kepada lembaga pemerintah. Hal itulah yang membuat Pemprov DKI membentuk UPT yang berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com