Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2015, 23:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bakal memaksa semua pengguna bus transjakarta untuk memiliki kartu e-ticketing. Menurut Basuki, melalui tempelan atau tap kartu elektronik itu jajarannya dapat mengkaji pembuatan rute baru maupun penambahan unit bus di koridor tertentu. 

"Jadi bukan saya memaksa Anda harus beli kartu elektronik seharga Rp 40.000 dan saldonya hanya Rp 20.000. Kalau saya kasih gratis, Anda tidak akan naik bus. Jadi mau enggak mau saya disiplinkan Anda, ada Rp 20.000 yang terbuang nih, ada rasa sayang kalau kartunya dibuang," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (15/1/2015). 

Saat ini, seluruh koridor transjakarta telah menggunakan pembayaran tiket elektronik. Namun, dua koridor lainnya, yakni koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) dan koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas) masih belum menerapkan e-ticketing. Ini disebabkan adanya sengketa Bank DKI.

Penerapan e-ticketing di seluruh koridor transjakarta menjadi tugas direksi PT Transjakarta. Seluruh pengadaan bus, pengelolaan transjakarta, e-ticketing, dan lainnya menjadi pekerjaan rumah bagi PT Transjakarta. [Baca: Frustrasi Naik Bus Transjakarta]

Basuki mengaku tak segan memecat Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta Antonius NS Kosasih jika tidak mampu menyelesaikan pekerjaan rumah itu. "Saya lebih baik pecat kamu. Kalau dia enggak benar, pecat saja sekarang, tidak usah tunggu-tunggu lagi," kata Basuki. 

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku mengadopsi langkah PT Kereta Api Indonesia dalam merekrut pegawainya. Di PT Transjakarta, Basuki mengklaim merekrut banyak ahli angkutan laut dan pensiunan perbankan. Antonius Kosasih sebelumnya merupakan Direktur Keuangan PT Perhutani. 

15 koridor

Sebagaimana informasi, sejak diresmikan pada 2004, koridor bus transjakarta hanya melayani 12 koridor. Sedangkan tiga koridor lainnya, yaitu Koridor XIII (Ciledug-Blok M), Koridor XIV (Pondok Kelapa-Blok M), dan Koridor XV (Blok M-Kalimalang) belum dibangun sama sekali.

Basuki mengaku ingin mempercepat pembangunan tiga koridor tambahan tersebut. Untuk menunjang penambahan koridor itu, Basuki memerlukan penambahan unit bus transjakarta. Pemprov DKI Jakarta akan mengurangi Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) dan digantikan dengan Public Service Obligation (PSO).

Sebagai informasi, PT Transjakarta diusulkan mendapat PMP sebesar Rp 500 miliar pada RAPBD 2015. "Penambahan koridor ini harus cepat rampung, tetapi busnya juga mesti ditambah, minimal 1.000 unit bus lah ditambah bus dari operator," kata Basuki. 

Rencananya pembangunan fisik jalan layang transjakarta koridor XIII dilakukan pada Maret 2015. Saat ini, masih dilakukan rancang desain hingga tiga bulan mendatang. Proses lelang untuk pembangunan jalan layang tersebut telah rampung. Namun, pembangunan tidak dapat langsung dilakukan karena pemenang tender harus merancang desainnya terlebih dahulu.

Nantinya pembangunan fisik jalur layang transjakarta akan dibagi-bagi menjadi delapan paket pengerjaan. Di sepanjang koridor ini akan berdiri 12 halte. 

Adapun anggaran pembangunan jalan layang tersebut mencapai Rp 2,5 triliun dengan rincian Rp 200 miliar untuk biaya konsultan perencanaan, desain awal, dan konsultan manajemen. Sementara untuk pembangunan fisiknya sendiri mencapai Rp 2,3 triliun.

Biaya pembangunannya menggunakan anggaran multiyears. Jalan layang ini ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2016. 

Jalan layang yang akan dibangun itu memiliki total panjang lintasan 9,4 kilometer yang terbentang dari Ciledug hingga Jalan Kapten Pierre Tendean, lebar sembilan meter, dan tinggi sekitar 12 hingga 20 meter. 

Saat ini sedang ada pekerjaan penelitian kontur tanah itu di pinggir Jalan Kapten Tendean menuju ke arah Mampang. Proyek tersebut dipagari seng bertuliskan "Pembangunan Jalan Layang Kapten Tendean - Blok M- Cileduk Paket Santa". Pekerjaan itu dilakukan oleh PT Yasa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

'Aku Tunggu Mama di Surga', Ucapan Terakhir Siswa SD di Bekasi yang Meninggal karena Kanker Tulang

"Aku Tunggu Mama di Surga", Ucapan Terakhir Siswa SD di Bekasi yang Meninggal karena Kanker Tulang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri | Pelaku Tak Ditangkap Usai Dilaporkan KDRT

[POPULER JABODETABEK] Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri | Pelaku Tak Ditangkap Usai Dilaporkan KDRT

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Megapolitan
6 Larangan Kampanye di Transjakarta

6 Larangan Kampanye di Transjakarta

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Megapolitan
Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Megapolitan
Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Megapolitan
Teman yang 'Sliding' Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Teman yang "Sliding" Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Megapolitan
Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Megapolitan
Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Megapolitan
Kasus Covid-19 Melonjak, Dinkes DKI: Belum Butuh Pembatasan

Kasus Covid-19 Melonjak, Dinkes DKI: Belum Butuh Pembatasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com