Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dari Mana Ahok Tahu Ada Anggaran Siluman Rp 8,8 Triliun?"

Kompas.com - 19/01/2015, 09:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hubungan DPRD dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali memanas. Hal tersebut terlihat dari pembatalan rapat paripurna yang seharusnya digelar pada Jumat (16/1/2015) lalu.

Menanggapi pembatalan paripurna itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menengarai karena ia mencoret adanya anggaran siluman sebesar Rp 8,8 triliun di draf RAPBD 2015. Anggaran itu pun, kata Basuki, merupakan anggaran titipan DPRD DKI.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik pun kembali menantang Basuki untuk membuktikan segala ucapannya tersebut. "Kami itu belum melakukan pembahasan RAPBD, kok tahu-tahu dia bisa menuduh begitu? Dari mana parameternya dia bisa melihat ada anggaran titipan?" kata Taufik, Minggu (18/1/2015). 

Ia menjelaskan, pembahasan RAPBD di tingkat Badan Anggaran (Banggar) DPRD dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baru dilaksanakan pada Rabu (21/1/2015) mendatang, setelah pelaksanaan paripurna pandangan gubernur terhadap fraksi-fraksi DPRD. Menurut dia, adanya anggaran "siluman" itu baru dapat diketahui seusai pembahasan di tingkat Banggar dan SKPD rampung.

Di sisi lain, ia pun mengklaim bakal mencoret anggaran "siluman" itu jika memang ditemukan di RAPBD 2015. Sebab, DPRD DKI memiliki hak budgeting sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR/DPR/DPD/DPRD (MD3).

"Kalau enggak cocok atau enggak setuju sama usulan anggarannya, tinggal coret. Jadi, enggak usah ribut anggaran siluman," tukas mantan Ketua KPU DKI itu. 

Senada dengan Taufik, anggota Banggar DPRD DKI Selamat Nurdin juga mengungkapkan bahwa pembahasan RAPBD 2015 belum sampai tingkat Banggar, Komisi, dan SKPD terkait. Menurut dia, adanya sebuah kegiatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan kesepakatan antara pihak eksekutif dan legislatif.

"Jangan cuma karena misalnya datang usulan kegiatan dari legislatif lalu dibilang anggaran siluman. Makanya, lakukan pembahasan saja, jangan sampai ada kata-kata siluman," kata Selamat. 

Anggota Komisi C (anggaran) itu pun mengaku hingga saat ini belum memegang draf RAPBD 2015. Dengan demikian, ia tidak mengetahui anggaran mana yang dimaksud Basuki sebagai anggaran siluman.

Sementara itu, Ketua Komisi D Mohamad Sanusi memprediksi pengesahan APBD DKI menjadi molor dari agenda sebelumnya. Sedianya, APBD DKI akan disahkan pada 23 Januari mendatang.

"Mungkin paripurna pandangan Gubernur itu dilaksanakan Selasa (20/1/2015) besok. Ini kemarin paripurna berubah jadwal atau batal hanya karena teknis saja, bukan karena ada apa-apa," kata Sanusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com