Berdasarkan catatan Palyja, pada 1998 lalu jumlah pelanggan hanya 202 ribu. Di akhir 2014 lalu angkanya telah mencapai lebih dari 405 ribu.
"Jumlah pelanggan kini telah mencapai dua kali lipat. Service coverage Palyja juga telah mencapai 61 persen," ujar Presiden Direktur Palyja Jacques Manem kepada Kompas.com, Rabu (21/1/2015).
Jacques mengatakan, jumlah panjang jaringan pipa Palyja saat ini telah mencapai lebih dari 5.300 km. Jika dibentangkan, panjangnya lebih dari Jakarta-Surabaya (PP) sebanyak 7 kali.
Dia mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan diperlukan perawatan terhadap segala fasilitas produksi dan distribusi. Faktor usia dan kerusakan karena imbas proyek menjadi alasan diperlukan perawatan intensif. Salah satu contohnya jika terhantam oleh tiang panjang gedung.
Palyja telah membuat program terstruktur dalam rehabilitasi atau penggantian pipa. Sejak 1998, lanjut Jacques, secara terus menerus jaringan pipa distribusi yang diindikasikan dalam kondisi memprihatinkan dan berdasarkan penilaian reguler dimasukan dalam rencana program tersebut.
"Kerusakan pada jaringan pipa distribusi karena faktor usia ataupun karena pengerjaan proyek menyebabkan kebocoran fisik," kata Jacques.
Pada 2014 Palyja telah melakukan banyak rehabilitasi dan peremajaan terhadap jaringan pipa distribusi. Hasilnya, sebanyak lebih dari 3,7 juta m3 air dapat diselamatkan dari kebocoran fisik.
Untuk mencapai target angka kehilangan air atau Non Revenue Water (NRW) 38,5 persen di tahun 2015, Palyja menggelontorkan Capex senilai Rp 318,6 miliar. Dana operasional tersebut akan digunakan salah satunya untuk menekan kebocoran fisik. Targetnya, 5 juta m3 air dapat diselamatkan.
Baca: Catat... Lokasi yang Kerap Jadi Tempat Pencurian Air di Jakarta!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.