"Kalau denyut jantung kencang, pasti bisa keram jantung dan pembuluh darah pecah, dan sebagainya, sampai pada kematian, dan juga bisa paranoid," ujar Sumirat.
Pengguna pada umumnya akan mengalami gejala halusinasi pada 30 menit sampai 60 menit pemakaian pertama. Gejala tersebut, lanjutnya, akan berlangsung sekitar enam sampai delapan jam.
Disalahgunakan
Sumirat mengatakan, LSD awalnya dipakai untuk kepentingan pengobatan. Kemunculannya disebut pada tahun 1947. Saat itu, kata dia, LSD dipakai oleh para psikiater untuk pengobatan.
"Berkembang ke sini, terjadilah yang namanya penyalahgunaan, disalahgunakan untuk orang-orang yang berkeinginan mencari fantasi dan sebagainya karena sifatnya yang menghasilkan halusinogen atau halusinasi," ujar Sumirat.
BNN bersama aparat Bandara Soekarno-Hatta pernah mengungkap penyelundupan barang haram ini, sekitar 2013 lalu. Ketika itu, sindikat asal Hongkong membawa 100 lembar LSD dari Belanda.
Satu lembar LSD berbentuk persegi dengan ukuran 20 x 20 cm dan memiliki isi 160 keping. Satu keping berukuran sekitar 0,5 x 0,5 cm. Tebalnya seperti kertas karton. "Jadi, waktu itu ada 1.600 keping yang kita amankan," ujar Sumirat.
LSD modifikasi
Pada temuan LSD sindikat Hongkong tersebut, para pembuatnya ternyata telah memodifikasi kandungannya, yang kemudian disebut 25 NBOME B (tipe B).
"Saat periksa barang buktinya, itu kandungannya 25 NBOME B. Artinya sudah bukan LSD, tetapi sudah dikembangkan jadi 25 NBOME B ini," ujar Sumirat.
BNN menyebut sudah menemukan tiga tipe 25 NBOME, yakni tipe A, B, dan C. Contoh kasusnya, seorang mahasiswa di Jakarta pernah diperiksa BNN. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan laporan masyarakat karena mahasiswa tersebut pingsan selama satu pekan lebih. "Ternyata dia mengonsumsi 25 NBOME B itu," ujar Sumirat.
Dia mengatakan, narkoba jenis LSD ini kebanyakan berasal dari Eropa. Peredaran barang haram tersebut amat jarang terdengar dibanding narkoba lainnya. "Peredarannya di Indonesia mulai tahun 1990-an," ujar Sumirat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.