Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana "Regrouping" Sekolah, Ada Kemungkinan SD Digabung dengan SMA

Kompas.com - 22/01/2015, 17:50 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penggabungan (regrouping) sekolah-sekolah di DKI Jakarta mulai dijalankan pada akhir bulan ini. Tahapan pertama penggabungan tersebut adalah mendata kebutuhan-kebutuhan semua sekolah yang memiliki kekurangan agar bisa digabungkan dengan sekolah lain yang memadai.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman menuturkan, pendataan yang dimaksud adalah membuat sebuah database pemetaan kebutuhan pendidikan yang prosesnya akan berlangsung selama lebih kurang tiga bulan.

Setelah itu, ada kemungkinan penggabungan sekolah dilakukan tidak secara horizontal, tetapi antar-jenjang pendidikan.

"Regrouping itu tidak hanya sifatnya SMA dengan SMA, SMP dengan SMP, tetapi juga kemungkinan SMA dengan SD," ujar Arie di Balai Kota, Kamis (22/1/2015).

Arie menjelaskan, penggabungan akan melihat kebutuhan dan kondisi sekolah yang bersangkutan. Misalkan, ada SD yang jumlah muridnya sedikit dan kurang dari tempat yang tersedia, sementara ada SMA yang memerlukan tempat untuk murid yang lebih banyak, maka penggabungan itu memungkinkan.

Selain penggabungan antar-jenjang pendidikan, seperti yang pernah disebutkan sebelumnya, akan ada penghilangan sistem sekolah pagi dan petang. Untuk mendukung penghilangan sistem itu, gedung sekolah akan direnovasi menjadi lebih besar sehingga memungkinkan untuk menampung jumlah murid yang cukup banyak.

Bentuk penggabungan ini dinilai akan memberikan banyak keuntungan. Salah satunya adalah penghematan anggaran. Dengan penggabungan, Pemprov DKI bisa menghemat sekitar Rp 4 miliar dari pos bantuan operasional sekolah (BOS), dengan asumsi tiap satu sekolah mendapatkan Rp 10 juta per tahun.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun, pernah menyebutkan, pada tahun 2014, ada 2.329 sekolah negeri di Jakarta yang menempati sekitar 1.200 gedung. Apabila digabung, jumlahnya akan menyusut menjadi hanya sekitar 1.800 sekolah.

"Itu baru dari BOS, belum dari yang lainnya. Jadi, tujuan penggabungan sekolah ini untuk efisiensi. Soalnya, boros sekali kalau banyak sekolah," ujar Lasro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com