Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2015, 07:01 WIB
KOMPAS.com - Kasus tabrakan maut di Jalan Sultan Iskandar Muda, Jakarta, Selasa (20/1) malam, memastikan fakta baru tentang penggunaan narkoba jenis lysergic acid diethylamide (LSD). Christopher David Sjarif (23), pengemudi mobil Mitsubishi Outlander yang menabrak sejumlah kendaraan sebelum empat orang tewas menyusul kejadian tersebut, diketahui positif mengonsumsi LSD.

LSD merupakan jenis narkoba yang relatif populer pada 1960-an. Laman nytimes.com menyebutkan, LSD bahkan turut berkontribusi dalam mendefinisikan gerakan counterculture pada masa itu.

LSD disebut memiliki efek halusinatif dan menimbulkan distorsi persepsi. Laman yang sama menyebutkan, LSD yang zatnya berasal dari sejenis jamur pada gandum dan biji-bijian lain juga punya efek ”membebaskan dan mengembangkan serta memperluas pikiran”.

Adapun, seperti yang dikutip dari portal berita Kompas.com, di Indonesia, LSD pernah muncul dan diketahui penggunaannya terakhir kali sekitar 23 tahun lalu. Bentuknya dalam lembaran persegi ukuran sekitar 10 x 10 sentimeter berisikan 100 potongan sebelum disobek untuk digunakan.

Reaksi sebagian orang terkait hal itu terekam dalam linimasa Twitter pada Kamis (22/1) pagi. Relatif jarangnya narkoba jenis ini diekspos ke publik membuat sejumlah pengguna tidak tahu akan keberadaannya.

Ini seperti terekam dalam kicauan pengguna akun @dwidiawati yang menulis: Baru tau ada narkoba namanya LSD.

Sebagian mengaitkan hal itu dengan pelaksanaan eksekusi hukuman mati bagi para pengedar narkoba. Nindira Paramastuti dengan akun @ninditarenz menulis: Kasus kecelakaan maut di pdk indah terbukti krn supirnya under influence narkoba LSD, trus masih mempertanyakan hukuman mati buat pengedar?

Hal senada diunggah Hidranto Syafaat yang menggunakan akun ‏@hsyafaat ketika ia menulis: Yang kontra eksekusi mati narkoba mendadak silent setelah berita christopher pake LSD. Drugs killed people. Burn the dealer down!!!

Sementara pengguna lain menegaskan tentang betapa bahaya mengonsumsi narkoba. Ini seperti dilakukan pengguna akun @w_bhintoro yang menulis: Duka untuk korban2 kecelakaan yg tak berdosa. Lagi2 krn #Narkoba!. #LSD. Satu ’bukti’ ttg ’ganas’-nya konsumsi narkoba. Tragedi Pondok Indah.

Hukuman mati kpd pengedar narkoba sudah sangat tepat. Christopher pengendara Autlander Konsumsi Narkotika LSD bersama Ali, 4 nyawa melayang. Demikian diunggah oleh pengguna akun @Alipolos. (Ingki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com