Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Bawa Miras hingga Pasangan "Kumpul Kebo" Terjaring Razia di Tambora

Kompas.com - 26/01/2015, 17:47 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tanpa direncanakan sebelumnya, Senin (26/1/2015) siang, Camat Tambora Mursidin memberi instruksi kepada beberapa jajaran Kepolisian Sektor Tambora dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk menyisir beberapa tempat yang disinyalir digunakan sebagai praktik prostitusi dan tempat berkumpulnya preman.

Mursidin membagi 70 personel satuan gabungan itu dalam lima kelompok untuk disebar ke lima kelurahan, yaitu Kelurahan Duri Selatan, Duri Utara, Jembatan Lima, Jembatan Besi, dan Angke. Kelima tim tersebut langsung menyisir tempat-tempat yang terindikasi berkumpulnya para preman dan pekerja seks komersial (PSK).

Salah satu tempat yang menjadi target operasi adalah sebuah tempat kos di kawasan Jembatan Lima. "Biasanya tempat kos dijadikan tempat prostitusi terselubung," ujar Mursidin sebelum melakukan razia.

Rumah kos yang terletak di RW 01 Kelurahan Jembatan besi itu didominasi oleh pemuda. Dalam razia ini, setiap pasangan yang mencurigakan langsung diinterogasi petugas.

Mereka yang tidak bisa menunjukkan bukti buku nikah akan digiring ke kantor Kelurahan Duri Selatan sebelum menjalani pemeriksaan lebih  lanjut.

Aksi aparat ini sempat membuat penghuni tempat kos dan warga sekitar kaget. "Kaget, lagi tidur ada yang gedor-gedor, lihat polisi terus langsung diinterograsi," ujar salah satu penghuni kos.

Penghuni kamar nomor 7 itu pun digiring petugas karena tak bisa menunjukkan identitasnya, sedangkan penghuni kamar nomor 8 diamankan aparat karena ketahuan "kumpul kebo".

Sayangnya, razia yang digelar tim gabungan ini diduga bocor. Sejumlah rumah kos yang sebelumnya dilaporkan menjadi tempat prostitusi terselubung ternyata aman dari praktik tersebut.

Dari hasil razia kelima kelurahan, petugas mengamankan 43 orang yang tak memiliki kartu identitas, 12 pemuda yang membawa minuman keras, serta sepasang kekasih yang sedang kumpul kebo.

Untuk saat ini, mereka yang terjaring dalam razia masih menjalani tahap pendataan. "Ini masih tahap pendataan. Jika tak memiliki riwayat kejahatan, nanti kita kirim ke dinas sosial. Jika ada tindak kejahatan, kita pidanakan," kata Mursidin.

Mursidin meminta agar para pemilik kos-kosan, penginapan, atau wisma, yang kerap dilaporkan warga menjadi tempat praktik prostitusi terselubung dan ajang kumpul kebo pasangan, melakukan pengontrolan dengan ketat. Jika tidak, usaha mereka bakal dicabut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com