Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baku Tembak dengan Polisi, Tiga Begal Motor Tewas

Kompas.com - 29/01/2015, 10:15 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Aparat Polsekta Pondokgede menembak mati tiga orang tersangka pelaku pencurian sepeda motor, Rabu (28/1/2015). Satu pelaku lainnya kabur saat disergap di kontrakan mereka di wilayah Cileungsi, Bogor.

Kanit Reskrim Polsekta Pondokgede, AKP Untung Riswaji mengatakan, penembakan para tersangka bermula dari adanya pencurian sepeda motor di Ruko City Walk, Citra Grand, Kelurahan Jatikarya, Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa (27/1), sekitar pukul 19.00.

Dua orang pelaku berbagi tugas. Salah seorang pelaku mengambil sepeda motor Honda Beat warna putih bernomor polisi B3876KEO milik Desi Hartati. Satu pelaku lainnya mengawasi.

Belakangan diketahui, pelaku yang mengambil sepeda motor itu adalah Rohim (R). Sementara tersangka lain yang mengawasi adalah Dicky Chen (DC). Rohim mengambil motor korban dengan merusak kunci stang dan kunci kontak menggunakan kunci letter T.

"Waktu kami sergap, keduanya melawan. Masing-masing pelaku bawa satu senjata api," kata AKP Untung Riswaji saat rilis kasus tersebut di Polresta Bekasi Kota, Rabu (28/1).

Tersangka Rohim dan Dicky Chen akhirnya berhasil dilumpuhkan. Keduanya kemudian diinterogasi dan diketahui mereka mengontrak di wilayah Cileungsi, Bogor.

Desi Hartati yang turut hadir usai rilis kasus tersebut mengatakan, dirinya ke Ruko City Walk Grand Wisata bermaksud ke sebuah klinik gigi.

"Saya masuk klinik, tapi enggak lama kok dengar suara seperti petasan di luar, ternyata tembak-tembakan. Enggak tahunya motor saya yang mau diambil," tuturnya.

Sekitar pukul 22.00, petugas selanjutnya menggerebek rumah kontrakan DC dan R. Ternyata di kontrakan tersebut masih ada dua rekan DC dan R, yaitu Syamsudin (S), dan Adi (A).

"Ternyata ada dua teman pelaku lainnya di dalam kontrakan itu. Kami langsung ditembaki dari dalam kontrakan," terang AKP Untung.

Aksi saling tembak pun kembali terjadi. Syamsudin sempat menggunakan senjata api rakitan yang disimpan di pinggangnya, namun akhirnya tewas tertembak di bagian dada. Sementara tersangka Adi melarikan diri lewat pintu belakang.

Melihat rekannya tertembak, tersangka Dekcy Chan berupaya merebut senjata api petugas. Decky pun tewas ditembak di bagian dadanya. Sementara tersangka Rohim, sempat diajak ke wilayah Kranggan untuk pengembangan.

Saat diminta menunjukkan lokasi rekannya yang melarikan diri, Rohim pun melawan dan berupaya melarikan diri. Rohim pun tewas ditembak peluru petugas.

Kapolresta Bekasi Kota, Kombes Rudi Setiawan, mengatakan, komplotan asal Lampung itu tak segan melukai korban. "Kalau korban berteriak, langsung ditembak," tuturnya.

Mereka mencari sasaran dengan cara mobile dan selalu membawa senjata api. "Karena mereka punya senpi, kecenderungannya melawan, tidak segan melawan polisi. Maka untuk pembelaan, kami lumpuhkan," imbuhnya.

Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Ujang Rohanda, mengatakan bahwa dari keterangan tersangka Rohim, kelompok itu sudah belasan kali beroperasi di wilayah Kota Bekasi.

Setiap dapat sasaran, langsung dijual ke penadah di Karawang. Untuk motor matic dijual antara Rp1,5 juta-Rp2 juta. Sedangkan sepeda motor Yamaha Vixion atau yang sejenis dijual antara Rp2,5 juta-Rp3 juta.

Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa empat unit sepeda motor, empat pucuk senjata api rakitan berikut 14 butir amunisi, tiga selongsong peluru, tiga kunci letter T, 12 anak kunci letter T, serta satu unit telepon seluler milik Decky. (Ichwan Chasani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com