Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2015, 16:18 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya kasus begal yang terjadi beberapa waktu terakhir di beberapa wilayah hukum Polda Metro Jaya telah mendorong diberlakukannya jam malam, seperti Pemerintah Kota Depok yang sempat menyarankan kepada warganya untuk tidak pulang pada malam hari guna menghindari menjadi korban begal.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Pol) Unggung Cahyono menilai, hal tersebut tidak perlu dilakukan. Pembatasan jam malam menunjukkan suatu wilayah benar-benar dinyatakan tidak aman.

"Jangan dibatasi. Kalau dibatasi, namanya tidak aman," kata Unggung di Mapolda Metro Jaya, Jumat (30/1/2015).

Unggung juga menegaskan, wilayah hukum Polda Metro Jaya masih dinyatakan aman. Dia mengatakan, kalaupun akhir-akhir ini aksi begal terjadi di beberapa wilayah, kepolisian sudah melakukan antisipasi untuk itu. [Baca: Jakarta Termasuk Kota Tak Aman, Apa Kata Ahok?]

Polda Metro Jaya mencatat, selama satu bulan terakhir, ada delapan kasus pencurian dengan kekerasan dan pemberatan yang menggunakan senjata api. Tujuh di antaranya sudah terungkap dan terdata ada 13 pelaku dengan empat senjata api.

Sementara itu, untuk kasus dengan senjata tajam, polisi mencatat ada tiga kasus, yang terungkap dua kasus. Polisi juga telah menangkap lima orang pelaku dengan empat bilah senjata tajam. Unggung menyatakan, kepolisian bertindak dengan mengidentifikasi dulu kasus-kasus yang terjadi.

Unggung mengaku, ketika kasus pencurian dengan kekerasan sedang marak, kepolisian akan melakukan langkah-langkah antisipasi serta preventif supaya hal itu tidak terulang lagi.

"Kami buat tim. Kami semakin sering patroli malam hari, razia. Ini untuk meningkatkan rasa aman pada masyarakat," kata Unggung.

Sementara itu, dia mengklaim Polda Metro Jaya juga terus melakukan operasi-operasi guna menekan angka kriminalitas. Selama satu bulan terakhir, polisi menangkap 2.785 orang dengan rincian 305 orang ditahan, 2.480 orang dibina.

Barang bukti yang ditemukan adalah 7 pucuk senjata api, 5 senjata api rakitan jenis revolver, dan senjata tajam ada 39 bilah. Pencurian kendaraan bermotor 36 unit dan pencurian ponsel sebanyak 44 unit. Semua barang bukti tersebut sudah diamankan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

DPRD DKI Minta Pemprov Persiapkan Kebutuhan Penggantian KTP Warga Setelah Ibu Kota Pindah

DPRD DKI Minta Pemprov Persiapkan Kebutuhan Penggantian KTP Warga Setelah Ibu Kota Pindah

Megapolitan
Imbas Bentrokan Ormas di Bekasi, Benda Mirip Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Imbas Bentrokan Ormas di Bekasi, Benda Mirip Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Megapolitan
Pilih Bertahan di Tenda, Warga Kampung Bayam Sebut Ada Kesepakatan dengan Lurah

Pilih Bertahan di Tenda, Warga Kampung Bayam Sebut Ada Kesepakatan dengan Lurah

Megapolitan
Perawatan Sultan Korban Kabel Fiber Optik, Kini Dokter Fokus pada Kerongkongan dan Pita Suara

Perawatan Sultan Korban Kabel Fiber Optik, Kini Dokter Fokus pada Kerongkongan dan Pita Suara

Megapolitan
Pemprov DKI Sediakan Fasilitas Uji Emisi Gartis di 7 Terminal Bus, Cukup Bawa STNK

Pemprov DKI Sediakan Fasilitas Uji Emisi Gartis di 7 Terminal Bus, Cukup Bawa STNK

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Belum Pernah Bertemu dan Diajak Diskusi Heru Budi

Warga Kampung Bayam Belum Pernah Bertemu dan Diajak Diskusi Heru Budi

Megapolitan
Soal Dugaan Pungli di SMAN Depok, Disdik Jabar: Bukan Pungutan, tapi Galang Sumbangan

Soal Dugaan Pungli di SMAN Depok, Disdik Jabar: Bukan Pungutan, tapi Galang Sumbangan

Megapolitan
Maxim Bantah 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm

Maxim Bantah "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm

Megapolitan
Kejaksaan: Ada Bukti Kekerasan pada Hasil Visum Murid yang Dicabuli Guru Les Privat di Cengkareng

Kejaksaan: Ada Bukti Kekerasan pada Hasil Visum Murid yang Dicabuli Guru Les Privat di Cengkareng

Megapolitan
Saat Toleransi di Depok Kembali Diuji dengan Adanya Penggerudukan Kapel...

Saat Toleransi di Depok Kembali Diuji dengan Adanya Penggerudukan Kapel...

Megapolitan
Tak Hanya Sidak 'Water Mist', Wali Kota Jaksel Juga Tanam Pohon di 'Rooftop' Gandaria City untuk Kurangi Polusi

Tak Hanya Sidak "Water Mist", Wali Kota Jaksel Juga Tanam Pohon di "Rooftop" Gandaria City untuk Kurangi Polusi

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Cabut Gugatan Terhadap Pemprov DKI dan Jakpro di PTUN Jakarta

Warga Kampung Bayam Cabut Gugatan Terhadap Pemprov DKI dan Jakpro di PTUN Jakarta

Megapolitan
Berharap Salak Condet Tetap Lestari di Tanah Jakarta...

Berharap Salak Condet Tetap Lestari di Tanah Jakarta...

Megapolitan
Ironi Pelaku Kekerasan Seksual yang Tewas dalam Tahanan di Depok, Proses Hukum Berhenti Sebelum Vonis

Ironi Pelaku Kekerasan Seksual yang Tewas dalam Tahanan di Depok, Proses Hukum Berhenti Sebelum Vonis

Megapolitan
Pelintasan Liar di Cengkareng yang 'Makan' Korban Bakal Ditutup KAI

Pelintasan Liar di Cengkareng yang "Makan" Korban Bakal Ditutup KAI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com