Pembentukan tim Jaguar dilakukan seusai terjadinya dua aksi begal motor pada 10 dan 25 Januari 2015. Dalam dua peristiwa yang masing-masing terjadi di Jalan Juanda dan Margonda itu, semua korban tewas dibunuh oleh para begal. Para korban tewas karena mencoba melakukan perlawanan demi mempertahankan sepeda motornya.
"Sesuai instruksi Kapolda, kepolisian membentuk tim Jaguar untuk memburu para pelaku perampasan motor di jalan raya yang akhir-akhir ini meresahkan," kata Kapolres Kota Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah, Senin (26/1/2015), pekan lalu.
Meski berhasil menciduk tiga begal di Jalan Grand Depok City pada Minggu (2/2/2015) dini hari, sempat kecolongannya pihak kepolisian pada peristiwa sehari sebelumnya tetap menjadi sorotan karena peristiwa terjadi setelah pembentukan tim Jaguar, yang peluncurannya disiarkan di sejumlah stasiun televisi nasional.
Guru besar kajian ilmu kepolisian dari Universitas Indonesia, Bambang Widodo Umar, menganggap pihak kepolisian telah mengecewakan masyarakat. Sebab, kata dia, masyarakat sebenarnya telah menaruh harapan besar pada pihak kepolisian lewat pembentukan tim Jaguar. Namun, harapan tersebut tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
"Kalau (polisi) sudah menyatakan siap, sudah melakukan ini itu, harusnya sudah aman. Polisi tidak bisa hanya show-show saja. Menyatakan sudah ini itu, tetapi fakta di lapangan tak sesuai dengan harapan masyarakat," kata Bambang kepada Kompas.com.
Dalam upaya mencegah aksi begal motor, Bambang menyarankan agar pihak kepolisian hanya membuat pernyataan yang sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan di lapangan. Sebab, kata dia, apabila pihak kepolisian membuat pengakuan yang tak sesuai dengan yang telah mereka lakukan, hal itu hanya akan mengecewakan masyarakat.
"Kurangi pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan hasil karena itu hanya akan mengecewakan masyarakat," ucap dia.
Bambang mengakui, tujuan pihak kepolisian membentuk dan meluncurkan tim khusus yang ditayangkan di televisi sebenarnya merupakan bagian dari strategi untuk mencegah aksi begal itu sendiri. Ia menduga, dengan tampilnya anggota polisi yang bersenjata lengkap, para begal menjadi ciut. Namun, kata dia, cara tersebut sudah tidak mempan. Sebab, Bambang menduga motif utama dari para begal melakukan aksi kejahatannya adalah karena materi. Hal inilah yang kemudian membuat para begal menjadi nekat dan takut lagi dengan aksi "gagah-gagahan" pihak kepolisian di televisi.
"Kalau hanya menakut-nakuti, zaman sekarang ini para pelaku kejahatan sudah tidak takut. Itu perlu disadari oleh pihak kepolisian bahwa cara menakut-nakuti itu sudah tidak mempan. Sebab, para pelaku kejahatan cuma memikirkan masalah perut. Mereka sudah tidak mikir hidup atau mati," kata Bambang.
Mengefektifkan fungsi intelijen
Bambang menilai, saat ini, ada satu hal yang perlu dilakukan oleh pihak kepolisian agar aksi begal tak kembali terulang. Hal itu adalah dengan lebih mengefektifkan kerja intelijen kepolisian. Menurut Bambang, selalu berulangnya aksi begal motor merupakan dampak dari lemahnya kerja dari intelijen kepolisian. Ia menduga intelijen kepolisian belum melakukan pemetaan atau bahkan belum mengetahui informasi mengenai kelompok-kelompok masyarakat yang berpotensi melakukan kejahatan.
"Saat ini, intelijen polisi belum menemukan langkah-langkah untuk menemukan titik terang siapa sebenarnya kelompok pelaku dan tempat-tempat pelariannya. Kalau itu bisa dideteksi oleh intelijen polisi, setelah kejadian polisi bisa langsung menunggu di tempat-tempat pelarian dan tempat persembunyiannya," kata Bambang.
"Saya tidak tahu cara kerja mereka (intel polisi) bagaimana. Seharusnya kalaupun tenaga polisinya kurang, polisi harus membuat prioritas. Jadi, hanya kelompok-kelompok tertentu yang dijadikan target utama untuk diintai, diintai terus-menerus," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.