Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video "Demo Bayaran?" Dukung BG Beredar di YouTube

Kompas.com - 12/02/2015, 15:15 WIB
Kistyarini

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekelompok orang membawa berbagai poster di depan Kompleks Istana Negara, menyuarakan dukungan kepada Budi Gunawan (BG) untuk dilantik sebagai kepala Polri.

Itulah pemandangan yang ditampilkan sebuah video yang diunggah akun bernama Jakartanicus di YouTube, Rabu (11/2/2015). Yang menarik, video itu berjudul "Demo Bayaran?"

Seorang perempuan yang ikut berunjuk rasa mengaku datang ke lokasi demo bersama sekitar 20 orang. Dia mengaku dibayar Rp 30.000.

"Mendukung Jokowi lantik (BG) jadi (kepala) Polri. Udeh," jawab perempuan itu ketika ditanya tujuannya berunjuk rasa.

"Mengapa dukung Jokowi lantik (BG) jadi (kepala) Polri?" kata si penanya.

"Gak tau saya juga. Saya kagak pernah nonton TV," jawab perempuan itu.

Ia menambahkan, dia hanya disuruh orang yang dipanggilnya Bu Eli. Dia lalu menunjuk seorang perempuan berkaus biru, celana abu-abu, dan jaket biru tua.

Ketika didatangi, perempuan yang disebut itu tidak mengaku bernama Bu Eli, tetapi menunjuk seorang pria berbadan besar yang disebutnya "Bos Kita".

Video itu juga menunjukkan seorang pria bertopi dan berkaus putih yang ditutupi kemeja kotak-kotak yang mengaku membawa sejumlah sales promotion girl (SPG).

Dia kemudian memanggil beberapa perempuan muda berdandan modis untuk ditanya-tanya. Namun, tidak ada satu pun yang mau. Mereka malah menghindar. Salah seorang perempuan kemudian menyeletuk, "Ada fee-nya gak?"

Akhirnya, pria itu sendiri yang melayani wawancara. "Kalau saya sih orangnya mendukung siapa yang bener siapa yang salah saya dukung."

"Jadi, teman-teman di sini hari ini untuk mendukung BG sebagai kepala Polri, ya," kata seorang perempuan berkacamata hitam lebar.

Dia mengaku tidak dibayar. "Kita sama-sama aja," katanya.

"Partisipasi aja," kata temannya.

Tak lama, pria bertopi itu memberi komando ke perempuan-perempuan itu untuk membaca tulisan. "Lantik BG menjadi Kapolri! Yes!" Seruan itu diulang karena kurang kompak.

Pada akhir video, seorang perempuan diminta "mengeluarkan unek-unek". "Demi Indonesia, rakyat rela hujan-hujan kelaperan, mendukung Budi Gunawan, konstitusi dari Presiden," kata dia.

Dia mengaku ikut atas inisiatif sendiri dan tidak ada yang mengajak. Dia juga akan datang lagi jika ada yang perlu didemo. "Untuk meluruskan masalah-masalah inilah," ujar dia sambil memegang plakat bertuliskan, "Save Indonesia, Laksanakan Konstitusi, Lantik BG sebagai Kapolri".

"Kalau ingin mengajak ibu dan warga Jakarta Utara, gimana caranya?" ujar si penanya.

"Kontak kita aja, bareng-bareng. Kalau memang ada."

Ketika ditanya soal bayaran, jawaban perempuan itu berputar-putar. Dia mengaku "sebagai rakyat kecil" akan menerima saja bila diberi uang. Dia mengatakan, jumlahnya pun terserah pemberi.

"Yang penting untuk kebaikan, kita ikut aja," jawabnya.

Menurut perempuan itu, Rp 20.000 dan Rp 25.000 terlalu kecil. Namun, dengan alasan "demi kebaikan Indonesia", dia akan menerima berapa pun yang diberikan.

Ketika didesak lagi akan diberi Rp 25.000, dia mengatakan kurang. "Gocap-lah, gocap (Rp 50.000). Ha-ha-ha-ha," kata dia seraya memberi alasan saat ini musim hujan.

"Bukannya kita minta ini. Duit pemerintah kan banyak. Apa ini sih untuk rakyat kecil. Namanya demo untuk kebaikan. Kita dukung ajalah. Kasihan," ucap perempuan itu menutup video berjudul "Demo Bayaran?" itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Jasa Marga Sebut Kawat Berlubang di JPO Jatiasih Sudah Pernah Diperbaiki, tapi Rusak Lagi

Jasa Marga Sebut Kawat Berlubang di JPO Jatiasih Sudah Pernah Diperbaiki, tapi Rusak Lagi

Megapolitan
Pedagang di Matraman Takut Palsukan Pelat Kendaraan: Yang Penting Sama dengan STNK

Pedagang di Matraman Takut Palsukan Pelat Kendaraan: Yang Penting Sama dengan STNK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com