Manajer badan pendidikan tinggi tersebut, Jody Triaprianto, mengatakan penyerangan terjadi sesaat setelah Maghrib. Saat itu dia sudah berada di rumah dan mendapat laporan dari karyawan yang masih di kantor bahwa perguruan itu diserang sejumlah orang.
Mereka mendobrak pintu dan mengacak-acak barang yang ada di dalam. "Itu orang-orang pada datang, mereka pukulin, bahkan orang kami ada yang diinjak, dirobek bajunya. Mereka diserang secara tiba-tiba," kata Jody saat dihubungi Kompas.com.
Jody mengungkapkan, orang-orang yang tidak dikenal itu tidak banyak bicara. Mereka langsung mengusir semua karyawan yang masih berada di perguruan. Jody menduga, mereka adalah preman-preman suruhan oknum perguruan tinggi yang tidak puas dengan sebuah kasus hukum.
Setelah diserang, kata Jody, sudah ada karyawan yang melaporkan kejadian tersebut pada polisi setempat. Mereka melaporkan peristiwa itu ke Polres Jakarta Barat. Polisi pun sudah menurunkan personel mereka ke lokasi.
"Polisi enggak ada yang mau (tangkap). Kata polisi, itu urusan internal. Masa kita yang lapor sudah berdarah-darah begini dibilang urusan internal," tambah Jody dengan nada meninggi.
Saat ini, masih ada beberapa orang karyawan yang mengunci diri di beberapa ruangan di gedung perguruan tersebut. Mereka dikatakan Jody tidak berani keluar lantaran tempat itu masih dijaga ketat oleh orang-orang yang tidak dikenal tadi.
Tidak ada korban meninggal dari kejadian tersebut, namun banyak yang mengalami luka parah. Hingga jam 22.45 WIB, Kompas.com belum berhasil mengkonfirmasi kejadian ini ke pihak kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.