Menurut Slamet, kejadian yang menimpa institusi pendidikan TK hingga perguruan tinggi berbeda dengan yang diceritakan oleh karyawan yang mengalami langsung kejadian itu di sana. Slamet berujar bahwa tidak ada preman yang menduduki dan menyerang karyawan di sana.
Selain itu, Slamet juga menyangkal bahwa tidak ada tindak kekerasan berupa pemukulan hingga perusakan properti dan aset institusi. Peristiwa yang terjadi hanya saling dorong antarorang yang terlibat konflik di sana.
"Kalau yang bajunya robek itu memang ada. Tapi bukan pukul-pukulan, dorong-dorongan biasa," tambah dia.
Sebelum peristiwa itu terjadi, kata Slamet, polisi sudah menyiagakan 65 personel. Adapun kejadian penyerangan berlangsung pada Sabtu sore hari, Sampai pagi ini pun masih ada personel polisi yang disiagakan di sana.
"Kita stand by, tunggu sampai kondisinya kondusif," tambah Slamet.