Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi Kota Terkotor Ketiga

Kompas.com - 23/02/2015, 14:51 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Bekasi terancam gagal meraih piala Adipura pada tahun 2015 karena berada di peringkat 22 dari 25 kota dan kabupaten yang menjadi peserta lomba. Ini artinya Bekasi bisa menjadi kota terkotor ketiga. Meski demikian, pemerintah optimis, mampu mengejar ketertinggalan nilai saat ini.

Kepala Badan Pengolahan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Dadang Hidayat, menjelaskan, pada tahap awal penilaian untuk tahun 2015, Kota Bekasi memperoleh nilai yang cukup rendah sebesar 64,8. Nilai sebesar itu, rupanya mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2015 lalu, yakni 7,1.

Dadang mengatakan, pemicu rendahnya nilai Adipura Kota Bekasi pada tahun ini karena aspek pengolahan dan pengangkutan sampah yang kurang baik. Ia pun mencontohkan, hingga pukul 08.30, ceceran sampah masih terlihat di beberapa ruas jalan protokol, misalnya Jalan KH Noer Alie, Hasibuan, Chairil Anwal dan sebagainya. Padahal, kata dia, beberapa ruas jalan itu masuk dalam komponen penilaian pilaia Adipura.

"Seharusnya pengangkutan sampah jangan dilakukan satu kali, tapi lebih agar jalanan terlihat lebih bersih," kata Dadang, Senin (22/2/2015).

Lebih detil, dia menjelaskan, sedikitnya ada tiga tahap proses penilaian pada piala Adipura. Tahap awal dilakukan sejak Juli sampai November, sedangkan tahap kedua dilakukan sejak Februari-Mei.

"Untuk tahap ketiga, itu tahap rekapitulasi nilai dan tahap pengklarifikasi nilai. Bila di tahap awal dan kedua dapat nilai rendah, kita bisa minta klarifikasi dari tim penilai kenapa bisa rendah," ujar Dadang.

Oleh karenanya, Dadang menganggap nilai rendah pada tahap awal penilaian ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa Kota Bekasi merupakan kota terkotor. Sebab, pihaknya yakin mampu mengejar ketertinggalan nilainya saat ini. "Kan masih ada tahap kedua, kalau sistem pengangkutan dan pengolahan sampah diperbaiki, saya yakin bisa mengerja nilai yang rendah. Setidaknya bisa mengejar 10 poin nilai," ucap Dadang.

Dadang mengungkapkan, Kota Bekasi pernah menyabet piala Adipura pada tahun 2009-2010. Namun, pada tahun berikutnya, Bekasi hanya mampu menempati posisi di 10 besar saja. "Seperti tahun 2014 lalu, Kota Bekasi berada diurutan 10 dengan perolehan nilai sebesar 7,3," katanya.

Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, mengakui, kurangnya jumlah turk pengangkut sampah merupakan penyebab keterlambatan dalan proses pengangkutan sampah. Ia pun berencana akan melakukan pengadaan armada pada tahun 2015 guna mengakomodir pengangkutan sampah.

Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi optimistis pihaknya mampu mengejar nilai yang rendah di tahap kedua. Adapun upaya mengejar ketertinggalan nilai itu, dengan menginstruksikan 18.000 pegawainya untuk berperan menjadi motor penggerak kebersihan. (Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com