Kepala Badan Pengolahan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Dadang Hidayat, menjelaskan, pada tahap awal penilaian untuk tahun 2015, Kota Bekasi memperoleh nilai yang cukup rendah sebesar 64,8. Nilai sebesar itu, rupanya mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2015 lalu, yakni 7,1.
Dadang mengatakan, pemicu rendahnya nilai Adipura Kota Bekasi pada tahun ini karena aspek pengolahan dan pengangkutan sampah yang kurang baik. Ia pun mencontohkan, hingga pukul 08.30, ceceran sampah masih terlihat di beberapa ruas jalan protokol, misalnya Jalan KH Noer Alie, Hasibuan, Chairil Anwal dan sebagainya. Padahal, kata dia, beberapa ruas jalan itu masuk dalam komponen penilaian pilaia Adipura.
"Seharusnya pengangkutan sampah jangan dilakukan satu kali, tapi lebih agar jalanan terlihat lebih bersih," kata Dadang, Senin (22/2/2015).
Lebih detil, dia menjelaskan, sedikitnya ada tiga tahap proses penilaian pada piala Adipura. Tahap awal dilakukan sejak Juli sampai November, sedangkan tahap kedua dilakukan sejak Februari-Mei.
"Untuk tahap ketiga, itu tahap rekapitulasi nilai dan tahap pengklarifikasi nilai. Bila di tahap awal dan kedua dapat nilai rendah, kita bisa minta klarifikasi dari tim penilai kenapa bisa rendah," ujar Dadang.
Oleh karenanya, Dadang menganggap nilai rendah pada tahap awal penilaian ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa Kota Bekasi merupakan kota terkotor. Sebab, pihaknya yakin mampu mengejar ketertinggalan nilainya saat ini. "Kan masih ada tahap kedua, kalau sistem pengangkutan dan pengolahan sampah diperbaiki, saya yakin bisa mengerja nilai yang rendah. Setidaknya bisa mengejar 10 poin nilai," ucap Dadang.
Dadang mengungkapkan, Kota Bekasi pernah menyabet piala Adipura pada tahun 2009-2010. Namun, pada tahun berikutnya, Bekasi hanya mampu menempati posisi di 10 besar saja. "Seperti tahun 2014 lalu, Kota Bekasi berada diurutan 10 dengan perolehan nilai sebesar 7,3," katanya.
Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, mengakui, kurangnya jumlah turk pengangkut sampah merupakan penyebab keterlambatan dalan proses pengangkutan sampah. Ia pun berencana akan melakukan pengadaan armada pada tahun 2015 guna mengakomodir pengangkutan sampah.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi optimistis pihaknya mampu mengejar nilai yang rendah di tahap kedua. Adapun upaya mengejar ketertinggalan nilai itu, dengan menginstruksikan 18.000 pegawainya untuk berperan menjadi motor penggerak kebersihan. (Fitriyandi Al Fajri)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.