Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan sumbangan bus kali ini berbentuk bus tingkat dan bus transjakarta gandeng. "Mereka pengen nyumbang bus lagi. Saya bilang kalau mau nyumbang bus sampai 300 unit juga sumbang saja, asal tunjukkan barangnya," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (26/2/2015).
Tahun lalu, ketiga perusahaan ini menyumbang 30 unit bus transjakarta single. Namun dalam proses penerimaannya, ketiga perusahaan itu dipersulit administrasinya oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI.
Kini, Basuki menjamin BPKD, yang dipimpin Heru Budi Hartono, tidak akan mempersulit administrasi penerimaan bantuan bus.
"Sekarang sudah beres, (bantuan bus) pasti diterima. Kalau birokrasi yang dulu kan selalu ada hambatannya. Mulai dari pajak, bus yang harus pakai gas enggak boleh pakai Solar. Sudah kenyang lah saya gitu," kata Basuki.
Pada Maret 2014 lalu, diketahui Basuki marah besar saat mengetahui anak-anak buahnya menghambat administrasi perusahaan yang hendak menyumbang unit bus transjakarta.
Saat itu, menurut dia, Pemprov DKI sudah jauh ketinggalan dengan Pemkot Bandung. Kota Kembang sudah memiliki banyak moda transportasi massal, sedangkan Pemprov DKI masih terus hanya berwacana.
Yang membuat Basuki semakin kesal, dia mengetahui perusahaan penyumbang bus yang akan dijadikan transjakarta itu dikenai pajak reklame karena ada iklan di badan bus. "Sudah dipersulit administrasi, dikenakan pajak juga," kata Basuki saat itu.
Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya Juni 2014, 30 unit bus transjakarta itu beroperasional. Kini sebanyak 10 dari total 30 unit bus itu diperbantukan untuk penerapan kebijakan pelarangan sepeda motor di Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.