JAKARTA, KOMPAS.com — Taman-taman di Jakarta Utara yang rusak berat memerlukan prioritas untuk bisa mengembalikan fungsinya. Karena itu, meski anggaran tahun 2015 belum turun, Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara akan memfokuskan anggaran pada perbaikan dan perawatan taman.
Sebanyak 38 taman di Jakarta Utara rusak berat akibat terendam banjir awal Februari lalu. Selain itu, ratusan taman lainnya yang memang tak terurus memerlukan perlakuan khusus.
Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara Agustin Pujiastuti mengatakan, usulan anggaran di 2015 hampir mencapai Rp 100 miliar. Selain untuk jalur hijau dan makam, anggaran sebagian besar juga akan dialokasikan untuk perbaikan taman yang rusak.
”Taman-taman yang rusak berat ini menjadi fokus kami ke depan. Kami tentu ingin taman-taman di Jakarta Utara benar-benar menjadi taman yang nyaman bagi masyarakat,” kata Agustin di Jakarta, Rabu (25/2).
Untuk sementara, karena anggaran belum turun, pihak Sudin Pertamanan dan Pemakaman hanya melakukan perawatan kecil. Menurut Agustin, pembersihan dan penataan taman dilakukan agar kondisi taman tidak bertambah buruk.
”Selain memperbaiki infrastruktur yang rusak, sejumlah taman juga akan ditinggikan. Dengan begitu, taman bisa sedikit terbebas dari genangan saat hujan deras,” kata Agustin.
Di Jakarta Utara terdapat 122 taman. Sekitar 85 persen dari total taman ini dalam kondisi rusak. Sebagian besar mengalami kerusakan skala sedang, berat, lalu skala kecil. Pada taman yang mengalami kerusakan berat, hampir seluruh taman terendam banjir sehingga tanaman dan alat permainan ikut rusak.
Taman yang rusak itu antara lain Taman Manggar dan Taman Toar yang berada di Kecamatan Koja, serta Taman Yon Air di Kecamatan Cilincing. Selain itu, juga terdapat Taman Boncel di Kecamatan Penjaringan, serta Taman Jalan Bugis dan Taman Karapan Sapi di Tanjung Priok.
Di Taman Rawa Badak Utara, Koja, genangan bahkan masih merendam sebagian wilayah taman. Buruknya drainase dan belum selesainya pembangunan taman membuat kerusakan taman semakin parah.
Cuaca panas
Kepala Seksi Pertamanan Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara Kiagus Arief menambahkan, perawatan taman di Jakarta Utara memerlukan tenaga ekstra. Sebab, selain kontur tanah dan cuaca yang berbeda, banjir juga setiap saat mengancam.
”Jenis tanaman di taman juga harus dibedakan. Dengan cuaca yang jauh lebih panas, bisa dipastikan hanya tanaman tertentu yang bisa tumbuh di wilayah ini,” ujarnya.
Di samping itu, menurut dia, pelibatan masyarakat adalah hal utama ke depan. Warga setempat sebagai pihak yang merasakan langsung manfaat taman seharusnya ikut ambil bagian dalam pemeliharaan taman. (JAL)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.