Menurut Lulung, stafnya sampai menyarankan dia untuk memiliki akun twitter, agar tidak dicap ketinggalan zaman (jadoel). "Twitter apa barangnya tuh? Saya kagak ngerti. Sampai staf saya bilang 'bang haji jangan jadoel'. Tapi tidak apa-apa," ujarnya.
"Saya tidak punya yang namanya whatsapp, tidak punya yang namanya twitter. Selama media sosial tidak menyampaikan hal yang benar, terus tidak mendukung upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa, saya sudah jarang lihat," kata politisi PPP itu.
Seperti diberitakan, pasca kekisruhan yang terjadi pada rapat mediasi antara Pemprov DKI dan DPRD DKI, di Kantor Kemendagri pada Kamis (5/3/2015) kemarin, para pengguna twitter ramai membicarakan seputar tagar #SaveHajiLulung.
Tagar tersebut bahkan melejit menjadi topik tren nasional. Di balik makna tagar yang terlihat empati terhadap Lulung, ternyata isinya berkata hal yang sebaliknya. Tweet yang bermunculan sambil menyebut tagar tersebut ternyata mengolok-olok dirinya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.