Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Kabur, Pengawasan di Polsek Dianggap Lemah

Kompas.com - 10/03/2015, 12:51 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat lembaga pemasyarakatan, Arthur Josias Simon menduga kaburnya lima tahanan Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, karena lemahnya sistem pengawasan di polsek.

Pengawasan di polsek terhadap tahanan tidak diperhitungkan seperti di rumah tahanan negara. "Kalau dilihat selama ini penahanan di polsek hanya rutinitas saja. Padahal pengamanan di polsek harusnya mendapat perhatian. Baik dari segi pengamanan dan penjagaan," kata Simon di Depok, Jawa Barat, Selasa (10/3/2015).

Menurut Simon, polsek harus bisa memperhatikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh tahanan. Jangan sampai pola di tahanan polsek itu hanya sekadar menunggu sidang. Perlu ada perlakuan yang sesuai standar untuk tahanan.

"Berkaitan juga dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh tahanan. Serta perlakuan yang kurang memuaskan merupakan faktor-faktor pemicu dia keluar atau lari dari tahanan," lanjut Simon.

Dia menegaskan tahanan pada dasarnya memiliki kehendak untuk keluar. Salah satu cara yang paling sering dipikirkan adalah melarikan diri. Menurut dia, persiapan melarikan diri tentu akan sangat matang jika melihat kejadian di Polsek Jagakarsa.

"Jadi menurut saya kalo orang ditahan itu kan punya kehendak keluar atau lari. Dia berusaha untuk mempersiapkan, termasuk alat-alat," kata akademisi di Universitas Indonesia ini.

Sebelumnya diberitakan, lima tahanan Polsek Jagakarsa melarikan diri dengan menjebol teralis ventilasi di ruang tahanan. [Baca: Jebol Teralis, Lima Tahanan Polsektro Jagakarsa Melarikan Diri]

Lima tahanan yang melarikan diri terdiri dari dua tahanan kasus pencurian dengan kekerasan (curas), dua tahanan kasus narkoba dan satu tahanan kasus penipuan. Sementara itu, polisi telah menangkap dua tahanan kasus curas yang melarikan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com