Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Koreksi Triliunan Rupiah RAPBD DKI, Salah Satunya Belanja Pegawai

Kompas.com - 12/03/2015, 12:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta tahun 2015 sudah dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri.

Dalam proses pemeriksaan tersebut, Kemendagri mengaku menemukan sejumlah pengajuan anggaran yang tidak pantas. Seperti anggaran belanja pegawai Pemerintah Provinsi DKI.

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menilai belanja pegawai yang dianggarkan sebanyak Rp 19,02 triliun tidak tepat. Karena jumlah tersebut hampir 1/4 dari total Rp 67,5 triliun RAPBD DKI.

"Tidak wajar dan tidak rasional karena menempati hampir seperempat total belanja Rp 67,5 triliun," kata Tjahjo di Jakarta, Kamis (12/3/2015). [Baca: Mendagri Akhirnya Teken APBD DKI, Polemik Selesai]

Menurut Tjahjo, jumlah yang dikoreksi itu juga lebih besar daripada anggaran keperluan masyarakat.

Penanganan banjir di Ibu Kota misalnya, hanya mendapat jatah Rp 5,3 triliun. Jadi anggaran bagi pelayanan masyarakat, lebih kecil daripada gaji pegawai Pemprov.

Selain itu, yang kena koreksi juga yakni belanja pendidikan. Sebab, jika dibandingkan antara mata anggaran di bidang pendidikan pada RAPBD 2015 dengan APBD 2014, tampak sekali menurun.

"Meskipun belanja pendidikan telah di atas 20 persen, namun untuk tahun anggaran (TA) 2015 (Rp 14,5 triliun setara 21,62 persen), masih menurun dibanding TA 2014 yang mencapai 25,31 persen," kata politikus PDIP tersebut.

Dalam kesempatan sama, Tjahjo juga menjelaskan term and condition atau ketentuan dan kondisi rancangan anggaran.

Dengan memakai pagu tahun anggaran 2014 yang sudah disesuaikan, nominal sebesar Rp 63,65 triliun itu hanya diperuntukan bagi kebutuhan belanja wajib.

Durasinya juga berubah, jika anggaran sebelumnya berfungsi satu tahun penuh, kali ini anggaran hanya sembilan bulan.

"Pagu TA 2014, berdasarkan angka Perubahan APBD Rp 63,65 triliun, digunakn untuk membiayai sisa kebutuhan selama sembilan bulan yang diprioritaskan untuk belanja wajib dan mengikat," kata mantan anggota DPR itu.

Pagu tersebut memang betul-betul diprioritaskan untuk belanja pembangunan DKI Jakarta.

Utamanya infrastruktur yang sudah berjalan dan bersifat strategis, seperti pembangunan MRT dengan anggaran Rp 4,62 triliun atau pengadaan bus transjakarta dengan nilai Rp 1 triliun.

Kemudian pengerukan sungai, perbaikan gorong-gorong dan jalanan yang rusak akibat banjir. Bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat Jakarta juga menjadi kewajiban Pemprov DKI.

"Sedangkan untuk belanja-belanja yang tidak perlu seperti belanja perjalanan dinas ke Luar Negeri, kunjungan kerja, sosialisasi, rapat kerja, prinsipnya boleh tapi dikurangi," ujar Tjahjo. (Ferdinand Waskita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disamayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disamayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com