Oji mengungkapkan, Alex beserta seluruh keluarganya sedang memiliki urusan di luar kota sejak beberapa hari lalu. Namun, Oji mengaku tidak tahu sejak kapan Alex dan keluarga pergi ke luar kota dan tidak tahu juga kapan mereka akan kembali ke rumah.
Ketika ditanya lebih lanjut tentang kehidupan Alex sehari-hari, tiba-tiba datang lagi seorang laki-laki dewasa yang menggunakan kacamata hitam mendekati Oji tanpa membicarakan apa pun. Baik Oji maupun pria yang baru datang itu sama-sama tidak menggunakan seragam satpam atau atribut lain yang menandakan mereka layaknya petugas keamanan lainnya. Oji pun menolak untuk berbicara lebih lanjut.
Rumah Alex sendiri berada tepat di tikungan dengan beberapa mobil terparkir di dalamnya. Selain mobil di dalam rumah, juga ada satu mobil Kijang Innova berwarna coklat muda yang diletakkan di depan rumah. Di depan mobil ini, Oji dan temannya yang berkacamata hitam duduk di atas sepeda motor mereka masing-masing.
Suasana rumah tersebut terlihat sepi. Pintu dan jendela yang ada di dalam rumah tersebut ditutup rapat. Menurut warga sekitar, Alex merupakan sosok yang misterius dan jarang menyapa orang-orang di sekitar rumahnya.
"Saya tahu dia (Alex) kan pejabat. Pokoknya dia itu cuma keluar dan masuk rumah pakai mobil. Enggak ada tuh yang ngobrol sama kita-kita ini," kata seorang tukang ojek yang enggan menyebutkan namanya.
Di dekat rumah Alex memang ada pangkalan ojek dan warung. Selain itu, ada juga sekolah dasar yang berada satu deret dengan Kantor Lurah Duri Kepa. Tukang ojek yang ada di pangkalan berjumlah hampir 10 orang, dan hampir semuanya berpendapat bahwa Alex adalah seorang yang tertutup. Sama halnya dengan anggota keluarganya.
Anak Alex yang dimaksud adalah Rina Aditya Sartika yang kini menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra. Rina sendiri disebut hanya terlihat oleh warga sekitar saat berkampanye pada pemilihan umum legislatif lalu.
Baik Alex maupun Rina dikatakan belum terlihat di tempat kerja mereka masing-masing ketika berita soal dugaan korupsi alat catu daya bebas gangguan (UPS) mencuat di berbagai media. Para pegawai di DPRD DKI dan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan sama-sama mengaku tidak tahu ke mana sebenarnya mereka pergi.
Alex diperiksa sebagai saksi dalam kapasitasnya saat menjabat Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat pada tahun 2014. Dalam proyek pengadaan UPS untuk 49 sekolah di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, Alex juga menjadi salah satu pejabat pembuat komitmen (PPK).
Kasus ini ditangani oleh Subdit Tindak Pidana Korupsi Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sejak 28 Januari 2015 lalu. Polisi sudah meningkatkan status kasus tersebut ke tingkat penyidikan sejak Jumat (6/3/2015).