"Sejak awal 2014 lalu tak ada kelanjutan pembangunan di SMA 55. Hal itu dikarenakan tidak ada anggaran APBD 2014 yang diberikan pemerintah untuk membiayai pembangunan. Padahal tahun 2013 kita diberi Rp 1,8 miliar untuk memulai pembangunan," tutur Kartono saat ditemui di kampus STIE Taruna Nusantara, Rabu (17/3/2015).
Seperti diketahui, para siswa SMAN 55 "mengungsi" ke tempat lain karena pembangunan gedung sekolah mereka tak kunjung rampung. Mereka dibagi dua, sebagian belajar di STIE Tunas Nusantara dan sebagian lagi di SDN Pengadegan 01.
Kartono bercerita, tahun 2014 SMA 55 hanya mendapatkan sejumlah perlengkapan sekolah seperti meja, kursi, hingga lemari. Padahal tahun itu pihak sekolah lebih memprioritaskan pengajuan dana pembangunan dan perangkat komputer untuk digunakan para siswa.
Komputer-komputer yang ada di kelas SMA 55 tergolong kuno, berjenis komputer tabung yang rentan kerusakan.
"Kami tidak tahu seperti apa kebijakan di atas buat sekolah-sekolah. Tahun lalu Dinas memberi kita perlengkapan meja, kursi, lemari untuk kantor dan kelas, tapi kan sekolah sedang direnovasi. Bukan itu yang sebenarnya jadi prioritas kebutuhan kami," ujar pria yang sudah 25 tahun menjadi guru ini.
Kartono berharap APBD 2015 terealisasi secepatnya agar pembangunan sekolah tersebut bisa dilanjutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.